Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Kolesterol? Ini Tips Mengonsumsi Makanan Bersantan Saat Lebaran

Kompas.com - 25/05/2020, 13:30 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari raya kemenangan bagi umat Islam telah tiba. Setelah satu bulan penuh berpuasa, Lebaran menjadi salah satu momen yang biasanya akan tersaji hidangan beraneka ragam.

Dari opor ayam, sate, rendang, ketupat, cemilan, hingga minuman manis biasanya akan disantap tak terkecuali.

Mungkin sebagian orang akan takut dan memikirkan mengenai kolesterolnya. Terutama sajian kuliner dengan bahan yang bersantan. 

Baca juga: Resep Opor Ayam, Sajian Wajib untuk Hari Raya Lebaran

Bagaimana dengan makanan bersantan?

Mengenai kekhawatiran tersebut, dokter ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen mengatakan makanan bersantan tidak membuat kolesterol akan naik.

"Kelapa itu tumbuhan, bukan hewan. Karena levelnya bukan makhluk hidup tingkat tinggi, maka tumbuhan itu ga butuh kolesterol. Jadi otomatis mereka ga bikin kolesterol," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com (23/5/2020).

Bahkan menurut dia, kacang dan durian pun juga tidak mengandung kolesterol yang oleh sebagian orang dikhawatirkan.

Menurut Tan, kelapa mempunyai asam laureat. Selain itu, kandungan lemak pada kelapa memang tinggi. Namun, terdapat keistimewaan yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh.

"Juga asam lemak rantai pendek, rantai sedang, dan rantai panjang," ujar dia.

Lemak pada kelapa, lanjut Tan, jika dikonsumsi akan memberikan dampak pada pembentukan lemak darah.

Menariknya, bukan hanya LDL atau partikel lippoprotein yang paling kecil sehingga mudah teroksidasi jadi plak pada pembuluh darah, tapi juga meningkatkan HDL.

"Yaitu partikel lippoprotein berat jenis tinggi yang justru melindungi jantung dan pembuluh darah," tutur Tan.

Baca juga: Rekomendasi Konsumsi Menu Mengandung Santan Menurut Ahli Gizi

Menjaga LDL

Dikutip dari Kompas.com, (27/5/2019), penting untuk menjaga LDL dalam kondisi rendah, di mana idealnya di bawah 100.

Sementara kadar HDL idealnya 50 miligram per desiliter darah atau lebih tinggi, dengan kisaran normal adalah 40 hingga 59 miligram per desiliter.

Jika kadar HDL turun di bawah 40 miligram per desiliter, maka risiko penyakit jantung meningkat.

Tan menambahkan, yang menjadi masalah adalah ketika santan dihangatkan berulang dan dimakan keseringan. Saat santan dihangatkan berulang, lemak jenuh teroksidasi menjadi radikal bebas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com