KOMPAS.com - Maria Nunes Sinimbu (76) menganggap pandemi Covid-19 ini sebagai krisis yang sangat memukul dirinya.
Virus yang bermula di kota Wuhan, China itu telah mengakibatkan lima anggota anggota keluarganya meninggal dunia, ketika virus mulai menyerang kota kelahirannya, Manaus, Amazon, Brazil.
Dilansir dari AFP, Senin (18/5/2020), Sinambu memiliki 12 anak, lebih dari 60 cucu, dan bahkan ia tak yakin persis berapa banyak cicitnya.
Baca juga: Epidemiolog: Pola New Normal Bisa Efektif Jika Pemerintah Konsisten
Penganut Katolik yang taat itu kini diuji imannya karena telah menderita sangat besar akibat virus corona.
Dalam waktu kurang dari satu bulan, Covid-19 telah merenggut tiga nyawa anaknya, dan dua saudara iparnya.
"Saya tak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi pada saya dan keluarga saya. Bayangkan, saya harus kehilangan tiga anak," kata Sinambu.
"Ketika anggota keluarga pertama meninggal, Tuhan memberi saya kekuatan untuk melanjutkan. Ketika yang kedua, saya berpikir, 'Saya tidak bisa lagi.' Tetapi saya pergi ke kamar dan Tuhan memberi saya lebih banyak kekuatan untuk tidak menyerah pada kehidupan," sambungnya.
Pensiunan guru itu tinggal di lingkunan miskin di pinggiran Manaus, ibukota negara bagian Amazonas, Brazil.
Kisah sedihnya dimulai pada 5 April ketika putranya yang bernama Raimundo, seorang guru sekolah berusia 58 tahun meninggal dunia.
Raimundo meninggal setelah mendapat perawatan akibat infeksi pernapasan yang kemudian diketahui positif Covid-19.
Baca juga: Sekolah Kembali Dibuka di Sejumlah Negara, Seperti Apa Kondisinya?
Dua hari kemudian, dia kehilangan saudara iparnya Etelvina yang berusia 77 tahun.
Berita buruk berikutnya tiba pada 13 April, ketika putrinya Iolanda, seorang penjaga toko berusia 48 tahun, juga meninggal dunia.
"Ia memutuskan untuk terus bekerja dan bepergian secara normal. Ia tak menyadari kekuatan penyakit ini," kata Sinimbu.
Sebelas hari kemudian, iparnya Luiz juga meninggal pada usia 80 tahun. Disusul putranya Raniere Thiago (52) dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius dan meninggal pada 1 Mei.
Hanya Raimundo dan Iolanda yang dites positif terkena virus corona baru dan termasuk dalam korban resmi dari 1.413 kematian di Amazonas.