Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Teknik Melihat Tulisan dan Gambar dengan Cara Menutup Satu Mata, Benarkah Demikian?

Kompas.com - 15/05/2020, 19:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menyebutkan adanya kemampuan berbeda antara mata kanan dan kiri dalam melihat tulisan maupun gambar beredar di media sosial Twitter pada Kamis (15/5/2020).

Adapun unggahan berasal dari akun Twitter Fakta Google, @FaktaGoogle.

Baca juga: Viral Video Polisi Kokang Senjata, Kompolnas: Cukup Teguran Lisan Saja

"Jika ingin melihat tulisan dengan jelas, tutuplah mata kiri Anda, dan jika ingin melihat gambar dengan jelas, tutuplah mata kanan Anda," tulis akun @FaktaGoogle dalam twitnya.

Sejauh ini, twit tersebut ramai dan telah disukai lebih dari 300 kali oleh pengguna Twitter.

Lantas, benarkah adanya kemampuan tersebut pada salah satu mata?

Menyikapi hal itu, dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan mengatakan, tidak ada perbedaan fungsi antara kedua mata.

"Setau saya kedua mata memiliki fungsi yang sama dan saling membutuhkan untuk melihat sesuatu dengan jelas. Tidak ada perbedaan fungsi antara kedua mata," ujar Grimaldi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Menurutnya, mata memiliki kemampuan untuk fokus melihat benda, seperti kemampuan meningkatkan daya fokus atau berakomodasi.

"Mata punya kemampuan untuk fokus melihat benda, untuk melihat dekat mata punya kemampuan berakomodasi (meningkatkan daya fokus), tapi tidak ada perbedaan dalam melihat objek tulisan atau gambar," terang Grimaldi.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa kemampuan melihat tulisan dan gambar pada penglihatan manusia adalah sama.

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Tetes Mata, Telinga, dan Hidung Saat Puasa?

Kelainan refraksi

Grimaldi menjelaskan, ada banyak kelainan mata yang menyebabkan ketidakjelasan dalam melihat gambar maupun tulisan.

Hal tersebut dapat dikatakan sebagai kelainan refraksi.

"Ada banyak kelainan mata yang menyebabkan gangguan buram, tapi kalau mata normal tetapi tidak bisa melihat jelas, dapat dikategorikan sebagai kelainan refraksi atau masyarakat mengenalnya dengan mata minus, silindris ataupun plus," katanya lagi.

Meski begitu, kelainan atau gangguan mata refraksi ini dapat dilakukan dengan pencegahan, seperti menghindari paparan gawai secara berlebihan dan rutin memeriksa mata minimal 1 tahun sekali.

Di sisi lain, dokter spesialis mata dari Universitas Gadjah Mada, dr Doni Widyadana juga mengungkapkan hal senada.

"Ya harusnya sama, beda dikit tidak apa-apa kalau kabur (penglihatan) ya mungkin kelainan," ujar Doni saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Ia menjelaskan, kelainan tersebut antara lain mata minus, silindris, atau mata plus.

Adapun kelainan mata tersebut dapat dipastikan jika seseorang memeriksakan matanya pada optik atau dokter mata terdekat.

Baca juga: Menyoal Virus Corona, Disebut Berasal dari Hewan hingga Menular Lewat Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com