Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Obat Anti Hipertensi Tidak Meningkatkan Risiko Covid-19

Kompas.com - 11/05/2020, 06:01 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).

Ketika wabah virus corona merebak, ada kekhawatiran tentang konsumsi obat-obatan anti hipertensi dapat meningkatkan risiko Covid-19.

Namun, sebuah studi baru meyakinkan para profesional medis dan pasien bahwa obat-obatan umum untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi tidak terkait meningkatkan risiko infeksi virus corona jenis baru.

Dilansir dari Medical News Today, Selasa (5/5/2020), penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti dari NYU Grossman School of Medicine di New York City dan lembaga terkait.

Studi ini telah dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine.

Kesimpulan penelitian tersebut, tidak ada hubungan antara obat tekanan darah tinggi dan risiko Covid-19.

Dalam studi ini, peneliti fokus pada kelas obat yang disebut renin-angiotensin-aldosterone system inhibitors.

Lebih spesifik, mereka mengamati penghambat enzim pengonversi angiotensin (ACE), penghambat reseptor angiotensin, beta-blocker, blocker saluran kalsium, dan diuretik thiazide.

Baca juga: [POPULER TREN] Asteroid Besar Dekati Bumi | Vaksin Virus Corona Tak Tersedia Sebelum Akhir 2021

Para peneliti mempertanyakan efek potensial inhibitor ACE pada risiko Covid-19, karena mereka berinteraksi dengan protein ACE2 yang terlibat dalam regulasi tekanan darah.

Namun, penyelidikan terbaru juga menunjukkan bahwa ACE2 memediasi masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel paru-paru, yang menyebabkan infeksi.

Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu apakah orang dengan hipertensi mungkin memiliki risiko Covid-19 yang lebih tinggi.

Dalam studinya, para peneliti melibatkan 12.594 orang relawan yang menjalani tes Covid-19.

Dari jumlah tersebut, 5.894 (46,8%) positif Covid-19. Di antara mereka yang dites positif, 1.002 (17%) mengalami sakit parah.

Saat dilihat riwayat kesehatan para peserta, ditemukan bahwa 4.357 orang menderita hipertensi.

Dari jumlah tersebut, 2.573 dinyatakan positif Covid-19, dan dari mereka, 634 di antaranya mengalami gejala parah.

Namun, ketika menilai hubungan potensial antara riwayat pengobatan dan kemungkinan tes positif untuk Covid-19, para peneliti menemukan tidak ada hubungan antara kelas obat tunggal (antihipertensi) dan peningkatan kemungkinan tes positif.

Selain itu, para peneliti menuliskan, tidak ada obat tekanan darah yang mereka uji dikaitkan dengan peningkatan signifikan dalam risiko mengalami Covid-19 yang parah.

Peneliti utama Dr Harmony Reynolds mengatakan, temuan mereka meyakinkan komunitas medis dan pasien tentang kelanjutan penggunaan obat-obatan yang diresepkan ini.

Ke depannya, para peneliti juga ingin mencoba mengklarifikasi apakah bentuk pengobatan lain terkait dengan pengembangan Covid-19 atau tidak.

Baca juga: Alasan Orang dengan Obesitas Lebih Berisiko Tinggi jika Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

Tren
WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com