Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker Transparan Karya Penyandang Tuli dari Wonogiri

Kompas.com - 05/05/2020, 08:17 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan masker kini dianjurkan bagi siapa saja untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru.

Pemerintah mengimbau masyarakat mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah. 

Jenis masker yang direkomendasikan untuk masyarakat umum adalah masker kain yang bisa dicuci dan dipakai lagi.

Namun, masker kain biasa kurang efektif apabila digunakan oleh penyandang tuli.

Alasannya, masker kain membuat gerak bibir tidak terbaca dan menyulitkan para penyandang tuli untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Hal ini kemudian menginspirasiEka Sari Utami (24), seorang instruktur bahasa isyarat asal Ngadirojo, Wonogiri, dan Sutantini (40) seorang penyandang tuli asal Wuryorejo, Wonogiri, Jawa Tengah, untuk membuat masker transparan.

Masker transparan dibuat untuk mempermudah komunikasi penyandang tuli dengan orang lain sehingga gerak bibir pemakai masker bisa terbaca.

"Tujuan utama pembuatan masker transparan ini agar teman-teman tuli bisa menjaga kesehatannya juga dari Covid-19. Selain itu, mereka bisa berkomunikasi lebih mudah ketika gerak bibirnya bisa terbaca tanpa membuka tutup masker," kata Eka saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).

Baca juga: Masker untuk Penyandang Bisu Tuli di Tengah Pandemi

Berawal dari unggahan di media sosial

Ide awal membuat masker transparan ini berasal dari unggahan teman-teman Eka di media sosial.

"Saya kan punya teman-teman tuli banyak, mereka mengunggah masker transparan yang dibuat oleh teman tuli di Amerika lewat story mereka masing-masing," kata Eka.

Seorang teman Eka dari Yogyakarta juga menanyakan apakah ada yang ingin membuat masker tersebut.

Eka kemudian berpikir bahwa pandemi yang berlangsung ini pasti berefek kepada kehidupan Tanti, panggilan akrab Sutanti.

Oleh karena itu, dia mengajak Tanti untuk membuat masker transparan ini.

Sebelumnya, Tanti memang berprofesi sebagai penjahit yang biasanya menjahit pakaian pesanan seperti kebaya.

Saat pandemi virus corona seperti saat ini, penghasilan Tanti menurun drastis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com