KOMPAS.com - Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) sempat anjlok ke level negatif atau berada di bawah 0 dollar AS per barel pada perdagangan Senin (20/4/2020).
Fluktuasi harga minyak dunia menjadi salah satu dampak dari pandemi virus corona yang masih terjadi.
Tak dipungkiri, penyebaran virus membuat aktivitas manusia terhenti dan menyebabkan melimpahnya pasokan minyak global.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Minus, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?
Pengamat energi sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra el Talattov menilai, gejolak harga minyak yang terjadi saat ini memunculkan kekhawatiran banyak pihak.
Menurutnya, harga minyak yang anjlok menandakan bahwa level ekonomi global benar-benar lumpuh, sehingga permintaan minyak berkurang.
Lantas apa dampaknya ke Indonesia?
Baca juga: Imbas Harga Minyak, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.468 Per Dollar AS
Menurut Abra, meskipun harga minyak dunia turun, tak berarti harga bahan bakar minyak (BBM) retail harus diturunkan.
"Urgensi menurunkan harga BBM menurut saya kondisinya belum tepat," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Terlebih, terdapat laporan adanya penurunan permintaan BBM di masyarakat. Sehingga, ini pun tidak akan banyak mendorong konsumsi masyarakat.
"Yang paling penting bukan dari sisi harga, namun dari segi pasokan untuk masyarakat dan industri (terpenuhi)," paparnya.Abra mengimbau pemerintah untuk berhati-hati dalam hal menyesuaikan harga BBM.
Baca juga: Imbas Harga Minyak Minus, Harga Emas Antam Naik Rp 7.000
Harga jual BBM eceran, lanjut dia, harus mencerminkan biaya produksi BBM di dalam negeri sehingga tetap menjadi insentif bagi industri migas nasional.
"Jangan sampai gejolak minyak dunia saat ini justru menjadi tekanan terhadap investasi hulu migas," kata Abra.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, ada sejumlah variabel penyusun harga BBM di Indonesia terutama adalah harga minyak mentah dan nilai tukar Rupiah.
"Simulasi kami setiap penurunan harga minyak mentah 1 dollar AS per barel dan nilai tukar tetap, harga BBM turun kisaran Rp 100 per liter," kata dia kepada Kompas.com.
Baca juga: Harga Minyak Minus, Bagaimana IHSG Hari Ini?
Sementara, setiap pelemahan nilai tukar Rp 100 per dollar AS, harga BBM akan naik dikisaran Rp 100 per liter. Untuk Januari dan Februari, harga minyak terutama ICP rata-rata 60 dollar AS per barel, turun 3 poin dari asumsi APBN 63 dollar AS per barel.