Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Apresiasi Respons Taiwan Terkait Penanganan Virus Corona

Kompas.com - 19/04/2020, 16:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji upaya Taiwan di tengah wabah Covid-19, karena mereka menghadapi tekanan yang semakin besar saat pulau tersebut dalam perang melawan virus corona.

Dilansir dari SCMP, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan kepada pengarahan rutin di Jenewa pada Jumat (17/4/2020) bahwa pihak berwenang di Taiwan patut dipuji.

"Mereka telah memasang respons kesehatan masyarakat yang sangat baik di Taiwan, dan Anda dapat melihatnya dalam angka. Kami memuji itu, kami telah melihat pendekatan serupa diambil di Hong Kong dan di seluruh China," ujar Ryan.

Menariknya, tindakan tersebut dinilai langka, sebab jarang bagi pejabat WHO untuk mengakui keberhasilan Taiwan dalam menahan virus corona. Seperti diketahui, Taiwan selama ini dikucilkan oleh WHO. 

Baca juga: Viral Video Dugaan Penimbunan Es Krim Viennetta, Ini Penjelasan Alfamart-Indomaret

Bendung penyebaran corona

Taiwan dinilai berhasil membendung penyebaran virus corona, karena meskipun dekat dengan daratan China, Taiwan hanya melaporkan sedikit infeksi virus corona.

Hingga Sabtu, (18/4/2020), tercatat hanya ada 398 kasus positif virus corona dan enam kematian di Taiwan.

Sebelumnya, Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuduh pemerintah Taiwan menolerir kampanye ancaman kematian dan penghinaan rasis terhadapnya dan tidak menanggapi pertanyaan tentang Taiwan dalam jumpa pers pada Jumat (17/4/2020).

Bulan lalu salah satu penasihat senior WHO, Bruce Aylward, juga menghindari pertanyaan tentang keanggotaan Taiwan selama wawancara dengan penyiar Hong Kong RTHK.

Petugas hukum WHO Steve Solomon mengatakan pada hari Jumat bahwa terkait keanggotaan Taiwan di WHO adalah keputusan organisasi, yang terdiri dari delegasi dari semua negara anggota.

Sementara itu, WHO telah berulang kali mengatakan, pihaknya telah melakukan kontak dengan para ahli Taiwan sejak awal wabah, tetapi pemerintah Taiwan mengeluh bahwa mereka telah ditolak aksesnya ke informasi penting dan dikeluarkan dari pertemuan darurat dan briefing WHO.

Baca juga: Update Corona di Indonesia: Kasus di Bantul Naik, Kabupaten Dompu Catat Kasus Pertama

Pekan lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membantah klaim WHO bahwa pihaknya telah mempertahankan pertukaran teknis secara teratur dengan pulau itu, dengan mengatakan 70 persen permintaan untuk pertemuan dalam 10 tahun terakhir telah ditolak.

Kemudian, pada Rabu (15/4/2020) Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan mengkonfirmasi bahwa mereka telah membahas tanggapan Covid-19 dengan para pejabat WHO dan menggambarkan itu sebagai awal yang baik setelah bertahun-tahun tidak dapat berpartisipasi.

Respons awal

Pekerja bermasker melakukan kegiatan desinfeksi di area Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan, Rabu (22/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan 41 orang meninggal di China.AFP/CHEN CHI-CHUAN Pekerja bermasker melakukan kegiatan desinfeksi di area Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan, Rabu (22/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan 41 orang meninggal di China.

Diketahui, Taiwan merupakan salah satu daerah yang terdampak virus corona pada akhir Desember 2019 di mana kemunculannya mendekati Tahun Baru Imlek.

Dikutip dari pemberitaan Kompas (8/3/2020), kesuksesan Taiwan dalam menangani infeksi dipengaruhi oelh repons awal saat virus masih sulit dipahami dan tingkat penularan yang belum jelas.

Namun, Taiwan mengandalkan pengalaman historisnya saat menghadapi wabah SARS untuk mengeluarkan protokol pencegahan virus corona Covid-19.

Saat SARS menyerang pada 2002 di China, Taiwan justru menjadikannya pelajaran yang pahit dan hal ini lah yang membuat Taiwan menjadi siap menghadapi virus corona.

Menurut Profesor di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Pengetahuan Manusia Oregon State University, Chunhuei Chi, setelah epidemi SARS, Taiwan mendirikan pusat komando untuk epidemi di tahun selanjutnya.

Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com