Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Diyakini Dapat Memecahkan Misteri Pengobatan Covid-19

Kompas.com - 15/04/2020, 09:27 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru dari Cornell University telah membuat penemuan tentang virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat membantu para peneliti mengembangkan pengobatan yang tepat.

Dilansir Medical News Today (12/4/2020), sebanyak 5 peneliti dari Cornell University di Ithaca, New York, pernah meneliti tentang struktur dan mekanisme yang berkaitan dengan 2 jenis virus corona terdahulu.

Itu adalah SARS-CoV, virus yang dapat menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) dan MERS-CoV, yang dapat memicu sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Baca juga: Mengapa Masyarakat Indonesia Susah untuk Diminta Tetap di Rumah Saat Pandemi Corona?

Lalu kini mereka meneliti tentang SARS-CoV-2. Dalam penelitian awal mereka hingga sekarang, fokus penelitiannya yaitu pada spike protein atau protein lonjakan.

Ini adalah protein yang digunakan virus untuk mentransfer informasi genetik mereka ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.

Penelitian mereka diterbitkan dalam jurnal Antiviral Research.

Ilustrasi virus corona (COVID-19).Kemenkes Ilustrasi virus corona (COVID-19).

Replikasi virus

Dalam penelitian mereka, secara khusus melihat fusion peptides, asam amino rantai pendek dalam protein lonjakan dari virus corona yang mereka pelajari.

Untuk menginfeksi sel, virus melalui proses multistep yang disebut "fusi membran". Pada akhirnya memungkinkan virus menyuntikkan informasi genetik mereka ke dalam sel yang diinfeksi.

Fusi membran terjadi setelah virus menemukan sel yang rentan terhadap infeksi.

Virus melakukan ini dengan mengambil isyarat kimia dari lingkungannya. Akhirnya, virus menempel pada reseptor sel target melalui protein lonjakan.

Pada titik ini, fusion peptides (yang merupakan bagian dari protein lonjakan) menyatu dengan membran sel. Ini akan memastikan bahwa virus dapat bereplikasi.

Para peneliti menemukan bahwa ion kalsium membantu fusion peptides untuk melakukan tugasnya dan memungkinkan coronavirus menginfeksi sel.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Temuan penting

Ilustrasi Virus CoronaStocktrek Images/Getty Images Ilustrasi Virus Corona

Peneliti menemukan, urutan biologis dari fusion peptides yang ada di SARS-CoV dan SARS-CoV-2 adalah 93 persen sama.

Ini bisa berarti bahwa mekanisme yang memengaruhi fusion peptides virus-virus itu juga sangat mirip.

"Hal yang menarik tentang ketiga virus tersebut adalah bagian khusus dari protein ini, yaitu fusion peptide, hampir sama persis," kata salah satu peneliti Prof. Susan Daniel.

Para peneliti berharap temuan mereka saat ini akan membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang bagaimana SARS-CoV-2 dapat menginfeksi manusia.

Selain itu juga membantu peneliti lain mengetahui mengapa saluran pernapasan manusia tampaknya menjadi lingkungan yang sesuai untuk ditiru oleh virus ini.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
4 Fakta Istri Dokter TNI Jadi Tersangka Usai Ungkap Perselingkuhan Suaminya

4 Fakta Istri Dokter TNI Jadi Tersangka Usai Ungkap Perselingkuhan Suaminya

Tren
Aksi Heroik Karyawan Alfamart Semarang Kejar Pencuri hingga Terseret ke Aspal Diganjar Kenaikan Jabatan

Aksi Heroik Karyawan Alfamart Semarang Kejar Pencuri hingga Terseret ke Aspal Diganjar Kenaikan Jabatan

Tren
Buka mudikgratis.dephub.go.id, Motis Arus Balik 2024 Sudah 93 Persen

Buka mudikgratis.dephub.go.id, Motis Arus Balik 2024 Sudah 93 Persen

Tren
Biaya Kuliah Kedokteran UGM, UI, IPB, Undip, dan Unair Jalur SNBT 2024

Biaya Kuliah Kedokteran UGM, UI, IPB, Undip, dan Unair Jalur SNBT 2024

Tren
Viral, Video Ibu-ibu Makan Lesehan di Bandara Changi Singapura, Bagaimana Aturannya?

Viral, Video Ibu-ibu Makan Lesehan di Bandara Changi Singapura, Bagaimana Aturannya?

Tren
Syarat dan Biaya Perpanjangan SIM Mati Tanpa Bikin Baru, Berlaku pada 16-20 April

Syarat dan Biaya Perpanjangan SIM Mati Tanpa Bikin Baru, Berlaku pada 16-20 April

Tren
Mengapa Sebagian Daerah di Jawa Timur Disebut sebagai Wilayah Tapal Kuda?

Mengapa Sebagian Daerah di Jawa Timur Disebut sebagai Wilayah Tapal Kuda?

Tren
Kelompok NIK Warga Jakarta yang Dinonaktifkan Pekan Ini, Siapa Saja?

Kelompok NIK Warga Jakarta yang Dinonaktifkan Pekan Ini, Siapa Saja?

Tren
Hampir Seminggu, Identitas Pria 'Adik Jenderal TNI' Tabrak Mobil Warga Masih Misterius

Hampir Seminggu, Identitas Pria "Adik Jenderal TNI" Tabrak Mobil Warga Masih Misterius

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com