Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Kedua Virus Corona di China dan Negara Asia yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/04/2020, 18:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan bahwa China dan beberapa negara di Asia harus mewaspadai potensi gelombang kedua virus corona.

China misalnya, kembali muncul peningkatan kasus semenjak kebijakan karantina dicabut yang tentu saja membuat orang-orang kembali ke rumah mereka.

Ilmuwan mengatakan hal itu dapat terjadi karena lockdown di Provinsi Hubei, kawasan penularan awal Covid-19 telah dicabut.

Kebijakan itu diambil setelah kasus virus corona di sana turun hampir menjadi hampir nol.

Sebagai episentrum pusat penyebaran wabah, Provinsi Hubei sempat selama 60 hari tanpa adanya aktivitas apa pun.

Baca juga: Saat 100 Pramugari American Airlines Terkonfirmasi Positif Virus Corona...

Gelombang kedua corona di China

Seorang wanita dengan masker wajah dan sarung tangan menunggu jenazah kerabatnya di luar sebuah rumah sakit di Guayaquil, Ekuador, Rabu (1/4/2020). Otoritas Ekuador dalam beberapa hari terakhir telah mengumpulkan setidaknya 150 jenazah dari jalan-jalan dan rumah para warga di Kota Guayaquil, di tengah lonjakan kasus virus corona di wilayah tersebut.AFP/ENRIQUE ORTIZ Seorang wanita dengan masker wajah dan sarung tangan menunggu jenazah kerabatnya di luar sebuah rumah sakit di Guayaquil, Ekuador, Rabu (1/4/2020). Otoritas Ekuador dalam beberapa hari terakhir telah mengumpulkan setidaknya 150 jenazah dari jalan-jalan dan rumah para warga di Kota Guayaquil, di tengah lonjakan kasus virus corona di wilayah tersebut.

Saat ini, para ilmuwan tengah mengamati apakah dengan mencabut lockdown tersebut, dapat meningkatkan jumlah kasus infeksi baru.

Analisis awal menunjukkan bahwa, sejauh ini, ketakutan tersebut belum terjadi.

"Sudah waktunya untuk mengendurkan lockdown, tetapi kita perlu waspada terhadap kemungkinan gelombang infeksi kedua," kata ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, Ben Cowling seperti dilansir Nature.

Cowling berpendapat bahwa gelombang kedua virus corona di China akan terjadi pada akhir April 2020.

Dilansir Science Daily, peneliti dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, Dr Kiesha Prem mengatakan bila pemerintah China membuka sekolah dan tempat kerja pada Maret, gelombang kedua akan terjadi pada akhir Agustus 2020.

Sementara bila pemerintah China membuka lockdown pada April, kemungkinan gelombang kedua Covid-19 akan terjadi pada Oktober.

"Langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya telah dilakukan oleh kota Wuhan untuk mengurangi kontak sosial di sekolah dan tempat kerja telah membantu mengendalikan wabah," kata Dr Kiesha Prem.

Baca juga: Jumlah Kasus Corona di AS Terbanyak di Dunia Melebihi China

Pelacakan kontak

Provinsi-provinsi di China sekarang menggunakan pengujian ekstensif dan pelacakan kontak untuk mengetahui kasus baru, dan akan mempertahankan beberapa praktik physical distancing untuk mencegah munculnya kembali Covid-19.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com