Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Corona, Korea Selatan Gunakan GPS untuk Pastikan Pasien Tak Kabur Saat Dikarantina

Kompas.com - 04/03/2020, 20:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korea Selatan menemukan cara baru untuk memastikan orang-orang melakukan karantina sendiri di rumah mereka dengan menggunakan aplikasi berbasis GPS.

Melansir CNN, aplikasi ini akan mengawasi orang yang dikarantina. Jika mereka meninggalkan lokasi yang telah ditentukan, sistem akan menyalakan alarm.

Aplikasi tersebut akan diimplementasikan minggu ini di Daegu dan sekitar provinsi Gyeongsang Utara.

Menurut pemerintah, di lokasi ini, sekitar 90 persen infeksi telah dilaporkan. Setidaknya ada 2.300 orang yang saat ini berada di bawah karantina di Daegu. 

"Pemerintah berdiskusi tentang cara yang lebih efisien untuk mengawasi orang-orang dalam karantina dan mengembangkan sebuah aplikasi," kata Humas Central Disaster Relief Headquarters, Park Jong-hyun, dalam sebuah briefing pada Rabu (26/2/2020).

Baca juga: Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di 6 Negara Asia Tenggara

Melanggar karantina

Pihak berwenang di Korea Selatan mengatakan bahwa beberapa orang telah melanggar karantina dan meninggalkan rumahnya.

Saat ini, lebih dari 2.000 pasien terkonfirmasi di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara tengah menunggu kedatangan ranjang atau tempat tidur.

Pemerintah Korea Selatan mulai mengategorisasikan kasus-kasus yang terkonfirmasi sehingga pasien dengan kondisi kesehatan yang lebih serius dapat dibawa ke rumah sakit.

Sementara, pasien dengan gejala yang lebih ringan dapat diawasi dari rumah atau fasilitas yang disiapkan pemerintah.

Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus yang terkonfirmasi virus corona Covid-19 di seluruh dunia terus meningkat.

Namun, tren peningkatan tersebut telah menurun dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. 

Baca juga: Empat WNI ABK Diamond Princess Dinyatakan Sembuh dari Corona Covid-19

Hingga Rabu (4/3/2020) malam, jumlah kasus secara global telah mencapai 93.455 dengan 3.198 kematian dan 50.743 pasien sembuh.

Melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University per Rabu (4/3/2020) pukul 17.03 WIB, jumlah kasus di Korea Selatan telah mencapai 5.621 kasus.

Dari jumlah tersebut, terjadi 28 kasus kematian. Sementara, 41 pasien telah dinyatakan sembuh.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in juga mengumumkan perang melawan wabah virus corona.

Moon mengumumkan bahwa seluruh badan pemerintahan berada dalam kondisi darurat selama 24 jam penuh, setelah kasus infeksi hampir mencapai 5.000 beberapa waktu lalu. 

Pemerintah juga akan menggelontorkan dana hingga 300 triliun won atau sekitar Rp 358,8 triliun untuk mendongkrak perekonomian di tengah akibat dari Covid-19.

"Seluruh negara saat ini tengah memasuki masa perang dengan penyakit mematikan ini," kata Moon. 

Baca juga: Cegah Corona, Pemerintah Perpanjang Pembatasan Sementara Visa dan Izin Tinggal WNA China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com