Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama Indonesia

Kompas.com - 22/02/2020, 15:20 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ungkapan "wanita sebaiknya di rumah saja" tak berlaku bagi banyak perempuan Indonesia, salah satunya bagi Pratiwi Pujilestari Sudarmono. 

Andai tidak ada insiden meledaknya pesawat ulang-alik Challenger 28 Januari 1986, maka lima bulan berikutnya Pratiwi tidak hanya akan ke luar rumah. Namun bisa ke luar angkasa. 

Meskipun demikian Pratiwi Pujilestari Sudarmono, tetap menjadi astronot perempuan pertama Indonesia dan bahkan Asia.

Hingga saat ini, belum ada seorang pun yang mengikuti jejak Pratiwi.

Pratiwi dijadwalkan terbang ke antariksa membawa satelit Palapa B3 dari pusat peluncuran roket di Florida, AS. Namun insiden Challenger itu membuat semua misi NASA ke luar angkasa ditangguhkan selama tiga tahun.

Baca juga: Astronot Pertama Asal Indonesia Terbang ke Antariksa Akhir Tahun Ini

Harian Kompas, 9 Juli 1987 memberitakan, Pratiwi terpilih sebagai antariksawan Indonesia pada November 1985 dengan Taufik Akbar sebagai antariksawan pengganti.

Pratiwi pada waktu itu tengah menggarap suatu proyek untuk mengembangkan teknologi penyelidikan DNA.

Rencananya, Pratiwi akan berangkat ke luar angkasa pada Juni 1986 bersama astronot Inggris untuk mengawal peluncuran satelit Palapa dan mengerjakan eksperimen ilmiah lainnya.

Sebelum diluncurkan, ia menjalani pemusatan latihan secara ketat dan padat di Amerika Serikat.

Selain itu, persiapan juga dilakukakannya dengan menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan.

"Selama ini saya menjaga kesehatan," kata Pratiwi kepada Harian Kompas.

Gagal terbang

Namun, usai terjadinya musibah Challenger, keberangkatan ahli mikrobiologi Universitas Indonesia itu tak kunjung terlaksana.

Insiden yang menggagalkannya terbang saat pesawat ulang-alik Challenger milik AS dengan misi STS-51-L, meledak di udara hanya 73 detik setelah diluncurkan pada ketinggian 15 atau 16 kilometer.

Akibatnya, tujuh orang astronot dinyatakan meninggal dunia.

Peristiwa itu disiarkan secara langsung melalui saluran televisi di seluruh dunia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Astronot AS John Glenn Jalankan Misi Terbangkan Friendship 7

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com