Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pengemudi Ojek Online Diserang, Apakah Benar Klithih?

Kompas.com - 05/02/2020, 07:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online di Yogyakarta diserang orang tidak dikenal pada Sabtu (01/02/2020).

Hingga Selasa (04/02/2020) dia masih dirawat di RSA UGM Yogyakarta karena lukanya yang cukup parah.

Kepala Instalasi Bedah Sentral drg. Didit Istadi menyampaikan perkembangan kondisi pasien semakin membaik.

"Hari ini, pasien telah dilatih mobilitas jalan dan sudah bisa minum," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (04/02/2020).

Lanjutnya, dokter telah melakukan imobilisasi rahang, untuk mempercepat pemulihan dikarenakan ada patah tulang rahang bawah.

Sebelumnya pria itu datang ke RSA UGM sekitar pukul 4 pagi dengan dibantu penumpangnya.

Baca juga: #DIYdaruratklitih Ramai di Twitter, Apa Itu Klitih?

DIY Darurat Klithih

Diketahui, jagat media sosial utamanya Twitter tengah diramaikan oleh tanda pagar (tagar) #DIYdaruratklitih sejak Senin (03/02/2020).

Hingga Selasa sekitar pukul 08.00 WIB setidaknya ada lebih dari 30.000 twit.

Netizen ramai membicarakan klithih karena salah satunya akibat penyerangan kepada ojek online di atas.

Namun apakah benar kasus tersebut adalah bentuk klithih?

Benarkah kasus klithih?

Sosiolog kriminalitas UGM Soeprapto tidak sepakat bahwa itu disebut klithih.

Klithih sekarang telah mengalami pergeseran makna. Dulunya klithih dimaknai positif.

"Tapi yang dianggap sekarang tiap kali ada kejahatan jalanan seperti tanggal 1 itu kemudian arahnya pelakunya adalah pelajar. Atau masyarakat menyebutnya geng klithih, padahal tidak selalu seperti itu," katanya Selasa (04/02/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com