KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online di Yogyakarta diserang orang tidak dikenal pada Sabtu (01/02/2020).
Hingga Selasa (04/02/2020) dia masih dirawat di RSA UGM Yogyakarta karena lukanya yang cukup parah.
Kepala Instalasi Bedah Sentral drg. Didit Istadi menyampaikan perkembangan kondisi pasien semakin membaik.
"Hari ini, pasien telah dilatih mobilitas jalan dan sudah bisa minum," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (04/02/2020).
Lanjutnya, dokter telah melakukan imobilisasi rahang, untuk mempercepat pemulihan dikarenakan ada patah tulang rahang bawah.
Sebelumnya pria itu datang ke RSA UGM sekitar pukul 4 pagi dengan dibantu penumpangnya.
Baca juga: #DIYdaruratklitih Ramai di Twitter, Apa Itu Klitih?
DIY Darurat Klithih
Diketahui, jagat media sosial utamanya Twitter tengah diramaikan oleh tanda pagar (tagar) #DIYdaruratklitih sejak Senin (03/02/2020).
Hingga Selasa sekitar pukul 08.00 WIB setidaknya ada lebih dari 30.000 twit.
Netizen ramai membicarakan klithih karena salah satunya akibat penyerangan kepada ojek online di atas.
Namun apakah benar kasus tersebut adalah bentuk klithih?
Benarkah kasus klithih?
Sosiolog kriminalitas UGM Soeprapto tidak sepakat bahwa itu disebut klithih.
Klithih sekarang telah mengalami pergeseran makna. Dulunya klithih dimaknai positif.
"Tapi yang dianggap sekarang tiap kali ada kejahatan jalanan seperti tanggal 1 itu kemudian arahnya pelakunya adalah pelajar. Atau masyarakat menyebutnya geng klithih, padahal tidak selalu seperti itu," katanya Selasa (04/02/2020).