Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kado Ultah Google Maps ke-15 dari Pria Jerman: Bikin Jalanan 'Macet' dengan 99 Hape

Kompas.com - 04/02/2020, 14:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang seniman bernama Simon Weckert membawa 99 buah ponsel dengan troli atau gerobak kecil dengan kondisi Google Maps yang aktif di setiap ponsel.

Ia berjalan mengitari jalan-jalan di Kota Berlin, Jerman.

Hal itu dilakukan Simon untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya Google Maps bekerja mendeteksi kemacetan di jalan.

Ternyata, setelah ia berjalan kaki membawa ponsel-ponsel tersebut, benar saja kemacetan palsu berhasil ia buat dan tampil di aplikasi Google Maps.

Kemanapun ponsel-ponsel itu dibawa, Google Maps menunjukkan terjadi kemacetan dengan memunculkan garis berwarna merah yang menandakan adanya kepadatan.

Tidak hanya memunculkan garis berwarna merah, Google Maps juga akan secara otomatis mencarikan rute baru yang dinilai lebih longgar untuk setiap pengendara yang akan melewati jalan yang menurut pantauannya macet.

Baca juga: Ternyata Ini Cara Merekam Jalan-jalan di Dunia oleh Google Street View

Hasil dari 99 ponsel aktif yang dibawa Simon di jalanan Berlin membuat jalanan tersebut terdeteksi macet di Google Mapssimonweckert.com Hasil dari 99 ponsel aktif yang dibawa Simon di jalanan Berlin membuat jalanan tersebut terdeteksi macet di Google Maps

Dikutip dari Business Insider, Weckert memang memainkan mekanisme yang selama ini digunakan Google Maps untuk memprediksi kepadatan lalu lintas.

“Tidak ada yang namanya data netral. Data selalu dikumpulkan untuk tujuan tertentu, dengan mengombinasikan orang, teknologi, uang, perdagangan, dan pemerintah," kata Weckert.

Ia menceritakan, percobaan ini ia lakukan di musim panas kemarin, namun baru ia publikasikan hasilnya di pekan ini sebagai hadiah untuk ulang tahun Google Maps yang ke-15.

Weckert menambahkan, ia ingin menggugah orang-orang yang selama ini percaya begitu saja terhadap apa yang ditunjukkan oleh teknologi.

"Peta memiliki potensi untuk digunakan sebagai instrumen kekuatan untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti politik atau militer. Kita terlalu fokus pada data yang ditampilkan, hingga kita lupa bahwa data-data itu hanya merepresentasikan model yang dibuat," jelas Weckert.

Baca juga: Viral Google Docs, Solusi Menulis Tanpa Ngetik, Ini Caranya...

Google Maps memprediksi tingkat kepadatan kendaraan di suatu area dengan cara melakukan 'ping' terhadap ponsel yang menggunakan aplikasinya yang saat itu berada di sana.

Selain itu, aplikasi ini juga memanfaatkan kontribusi dari komunitas Google Maps.

Ini dinyatakan oleh seorang perwakilan dari Google. 

"Kami telah meluncurkan kemampuan untuk membedakan antara mobil dan motor di sejumlah negara, seperti India, Indonesia, dan Mesir, tapi kami belum memiliki deteksi itu untuk gerobak," kata dia.

Perwakilan Google tersebut melanjutkan, pihaknya mengapresiasi kreativitas yang dilakukan oleh Weckert, karena hal ini dapat membantu mereka memperbaiki kinerja peta di waktu yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com