Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Skema, Memahami Warganet yang Suka Nyinyir atau Suka Puja-puja

Kompas.com - 12/01/2020, 07:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


KALAU kita perhatikan berbagai komentar warganet (netizen) di media sosial tentang public figure, artis, atau pejabat yang tengah menjadi sorotan masyarakat, tampak komentarnya sangat beragam.

Ada yang sentimen, ada yang sinis, ada yang nyinyir, mencela, mencibir, merendahkan, bahkan sampai menghina.

Sebaliknya, ada juga yang bersimpati, memuji, mendukung, memberi semangat, atau malah mengagumi.

Mengapa warganet bisa memberikan komentar atau penilaian yang bersifat judgement?
Apa latar belakang psikologis warganet bersikap demikian?

Skema Kognitif

Dalam psikologi sosial, ada yang namanya “skema kognitif”, pola pikir yang terbentuk secara tetap pada seseorang yang menjadi dasar dalam berkata dan bertindak.

Skema dalam hal ini adalah pola pikir seseorang ketika memahami, menanggapi, menginterpretasikan, dan menyimpulkan kejadian yang terjadi di sekelilingnya.

Skema yang sudah terbentuk pada diri seseorang akan memengaruhi perilaku sosial orang tersebut.

Sedangkan arti kognitif yang merupakan kata sifat dari kata kognisi adalah aktivitas mental seseorang dalam memproses, memaknai, dan menyimpan berbagai informasi.

Proses kognisi seperti ini tidak dapat diamati secara langsung, tetapi kognisi ini akan tampak melalui tindakan dan perkataan yang diucapkan. Oleh karena itu, proses mentalnya sebagian besar tidak disadari.

Tiga Jenis Skema

Komaruddin Hidayat dan Khoiruddin Bashori dalam buku Psikologi Sosial (2016), menuliskan ada tiga jenis skema.

Pertama, skema person, misalnya sosok seorang pustakawan, digambarkan kutu buku, berkacamata tebal, tekun, pendiam, dsb.

Skema ini tertanam sedemikian dalam walaupun belum tentu benar. Tetapi skema ini mempercepat imajinasi ketika membayangkan seorang pustakawan.

Kedua, skema roles, misalnya melihat seorang pengusaha, kesannya sosok ini selalu mencari laba perusahaan dan kaya. Jadi setiap melihat pengusaha bayangannya orang kaya.

Ketiga, skema events, misalnya saat berkunjung ke restoran, maka ketika memesan makan dan minum akan dilayani oleh pramusaji. Kesan ini akan tertanam apabila kita ke restoran lain akan mendapat pelayanan yang sama.

Sulit Mengubah

Ketiga jenis skema tersebut disebut skema kognitif. Skema inilah yang memengaruhi warganet dalam melontarkan komentar, pendapat, penilaian terhadap public figure, artis, pejabat, dsb yang tengah disorot masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com