Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Singgung soal Impor, Berikut 10 Barang yang Masih Diimpor oleh Indonesia

Kompas.com - 10/12/2019, 06:10 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang berlokasi di Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019).

Resmi beroperasinya pabrik ini diharapkan dapat perlahan mengurangi ketergantungan impor bahan-bahan petrokimia.

"Feeling saya, 4-5 tahun lagi, kita tidak lagi impor bahan-bahan petrokimia," kata Jokowi, Jumat (6/12/2019).

Menurut Jokowi, Indonesia saat ini masih terlalu bergantung terhadap barang impor. Sehingga, perkara defisit transaksi berjalan pun masih menjadi salah satu permasalahan pelik.

"Karena barang yang kita produksi di dalam negeri bahan bakunya kebanyakan masih impor. Termasuk di dalamnya yang paling besar adalah petrokimia, dan yang namanya impor minyak dan gas," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Heran Impor Cangkul, Ini 10 Barang Lainnya yang Masih Impor

Impor Indonesia

Impor bahan kimia organik memang masuk dalam sepuluh besar barang impor nonmigas golongan barang utama HS 2 digit.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor Indonesia di Oktober 2019 mencapai 14,77 miliar dollar, naik 3,57 persen dibandingkan September 2019.

Namun, jika dibandingkan Oktober 2018, besaran impor turun 16,39 persen.

Terlihat, sepanjang Januari-Oktober 2019 besaran impor bahan kimia organik menyumbang 3,98 persen dari seluruh barang impor yang masuk ke Indonesia. Dibandingkan tahun lalu, impor bahan kimia turun sebesar 15,52 persen.

Sementara itu, impor nonmigas Oktober 2019 mencapai 13,02 miliar dollar atau naik 2,73 persen dibandingkan September 2019.

Jika dibandingkan dengan Oktober 2018, impor nonmigas turun sebesar 11,75 persen.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Oktober 2019 dibandingkan September 2019 adalah golongan mesin/peralatan listrik sebesar 122,8 juta dollar atau 7,26 persen.

Sedangkan, penurunan terbesar yaitu golongan mesin/pesawat mekanik sebesar 109,9 juta dollar atau 4,65 persen.

Pangsa impor nonmigas terbesar selama Januari-Oktober 2019 yaitu Tiongkok dengan nilai 36,32 miliar dollar atau 29,46 persen.

Disusul Jepang sebesar 13,28 miliar dollar atau 10,77 persen dan Thailand sebesar 7,92 miliar dollar atau 6,42 persen.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari-Oktober 2019 mengalami penuruan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, masing-masing 8,31 persen, 11,19 persen, dan 4,94 persen.

Berikut sepuluh barang yang masih diimpor oleh Indonesia:

  1. Mesin-mesin/pesawat mekanik (18,02 persen)
  2. Mesin/peralatan listrik (13,06 persen)
  3. Besi dan baja (7,00 persen)
  4. Plastik dan barang dari plastik (5,96 persen)
  5. Kendaraan dan bagiannya (4,89 persen)
  6. Bahan kimia organik (3,98 persen)
  7. Benda-benda dari besi dan baja (2,41 persen)
  8. Serealia (2,25 persen)
  9. Perangkat optik (1,88 persen)
  10. Ampas/sisa industri makanan (1,78 persen)

 Baca juga: Berikut 37 Produk Ranitidin yang Diperbolehkan Beredar Kembali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com