Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Dorong KPU Lakukan Kajian E-Voting, Apa Itu?

Kompas.com - 26/11/2019, 16:11 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam sambutannya di Rakornas Dukcapil di Discovery Ancol Taman Impian, Pademangan, Jakarta Utara, mendorong Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil) bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan kajian mengenai e-voting.

Menurutnya, pemilu yang menggunakan sistem e-voting dapat menghemat uang negara. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut, Ditjen Dukcapil harus mengejar 100 persen penduduk Indonesia terdapat dalam KTP elektronik.

Tito menyebutkan bahwa saat ini, data tersebut telah mencapai 98 persen dari 250 juta lebih penduduk yang ada di tanah air.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan e-voting?

E-voting merupakan salah satu jenis sistem pemilihan elektronik. Melansir dari laman Britannica, pemilihan elektronik adalah sebuah sistem pemilihan yang dibantu dengan media komputer.

Baca juga: Lebih Hemat Anggaran, Tito Karnavian Dorong Dukcapil dan KPU Lakukan Kajian e-Voting

Pemilih biasanya memilih dengan bantuan media berupa layar sentuh ataupun audio yang bisa disediakan bagi pemilih dengan disabilitas visual.

Pemilihan elektronik dalam sistem yang ketat biasanya menggunaakan bantuan komputer pada tahap awalnya, yaitu untuk komposisi surat suara atau pemilihannya.

Ada dua jenis berbeda dalam teknologi pemilihan elektronik, yaitu yang menggunakan internet (i-voting) dan yang tidak menggunakan internet (e-voting).

I-Voting

Dalam sistem ini, pemilih memasukkan pilihannya dari komputer yang terkoneksi dengan internet. Sistem ini memungkinkan seseorang memilih dari komputer di rumahnya masing-masing.

Beberapa pihak menganggap sistem ini adalah sebuah kesempatan untuk melakukan transformasi demokrasi, memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses pembuatan keputusan.

Namun, ada banyak negara yang berpendapat bahwa Internet tidak cukup aman untuk tujuan memilih dalam pemilihan umum. Uji coba i-voting secara terbatas pernah dilakukan di beberapa negara, termasuk Estonia, Swiss, Prancis, dan Filipina.

Pada kasus di Estonia, meskipun infrastruktur negara untuk demokrasi digital telah mengalami perkembangan tinggi, tetapi penggunaan internet saat itu terdisrupsi oleh serangan denial of service (DoS). DoS merupakan sebuah jenis kejahatan dunia maya dimana situs di internet menjadi tidak tersedia.

Kasus ini pun secara tidak langsung memaksa negara untuk mempertahankan infrastruktur sistem pemilihan tradisional disamping pilihan i-voting.

Selain itu, ahli keamanan juga menkhawatirkan komputer-komputer personal yang rentan terkena berbagai tipe malware.

Serangan-serangan ini dapat digunakan untuk memblokade atau mengganti suara atau pilihan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, proses pemilihan pun dapat dirusak tanpa terdeteksi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com