KOMPAS.com - Erick Thohir telah sebulan menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam sebulan masa jabatannya, ia telah melakukan sejumlah "gebrakan" yang mengundang pro dan kontra.
Sebelumnya, pada awal pengangkatannya, ia mengaku tidak memiliki rencana kerja dalam 100 hari ke depan karena perlu mempelajari lebih lanjut mengenai seluk-beluk BUMN.
Erick menjelaskan bahwa ia perlu mempelajari target apa saja yang belum dicanangkan Rini Soemarno untuk Kementerian BUMN. Oleh karena itu, untuk mengejar target tersebut, ia berpendapat perlu melakukan sejumlah sinkronisasi.
Dihimpun dari berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut beberapa gebrakan yang telah dilakukan Erick:
Pada 4 November, Erick membentuk satuan tugas atau task force untuk segera merampungkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Satuan tugas tersebut dipimpin oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra.
Dengan adanya satgas, diharapkan proyek kereta cepat tidak molor. Pasalnya, menurut rencana, proyek ini akan disambungkan ke Surabaya.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2021.
Baca juga: Erick Thohir Bentuk Task Force Untuk Kebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pada era Rini Soemarno, jabatan deputi diisi oleh tujuh orang. Erick akan memangkasnya menjadi hanya tiga orang.
Mengutip dari pemberitaan Kompas.com (19/11/2019), Erick mengungkapkan bahwa ia dan kedua wakil menterinya telah bertemu dengan semua pejabat eselon I secara langsung dan menjelaskan mengenai restrukturisasi.
Menurut Erick, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat gerakan demi membangun bangsa ini. Maka dari itu, efisiensi birokrasi harus dilakukan.
Baca juga: Erick Thohir Pangkas Jabatan Deputi di Kementerian BUMN
Salah satu gebrakan Erick yang banyak menuai pro dan kontra adalah menunjuk Ahok menjadi salah satu bos BUMN, yaitu PT Pertamina (Persero).
Sebelumnya, Erick telah bertemu terlebih dahulu dengan Ahok dan kemudian melaporkan hasil pertemuan tersebut kepada Presiden Jokowi.
Sebelum pada akhirnya ditetapkan, Presiden menyampaikan bahwa Ahok tetap menjalani proses seleksi untuk dapat lolos dan menjabat dalam salah satu BUMN.
Baca juga: Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina
Selain Ahok, Erick juga mengundang mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah ke Kantor Kementerian BUMN, Senin (18/11/2019).