Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Telur Terkontaminasi Dioksin, Bagaimana Awal Mulanya?

Kompas.com - 20/11/2019, 05:53 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" yang disusun Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019 menjadi sorotan media.

Bahkan, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian memberitakan publikasi laporan itu.

Dua hal yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur sebagai dampaknya.

Bagaimana sebenarnya penelitian terhadap kasus ini bermula?

IPEN sebagai penulis dari laporan mini ini adalah jaringan global dari 600 LSM.

Sementara, Arnika, Nexus3, dan Ecoton adalah anggota dari jaringan IPEN.

Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Sampah Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Rekomendasi IPEN

Isu-isu yang menjadi fokus perhatian adalah isu-isu yang terkait dengan global dan lokal, khususnya isu chemical and waste.

Tujuannya, menghapuskan bahan-bahan kimia berbahaya beracun agar kita punya toxic free world dan sustainable future terutama untuk melindungi anak-anak dan generasi mendatang.

Dioxin

Dioksin merupakan salah satu bahan yang dibicarakan oleh LSM-LSM jaringan IPEN pada Persistent Organic Pollutant Review Committee (POPRC) tiap tahunnya.

Oleh karena itu, pengamatan terhadap dioksin ini juga menjadi salah satu perhatian utama.

"Dari 15 tahun lalu, telah mengamati dan mengkritisi, kalau negara kita punya incinerator, apa saja yang harus kita awasi. Karena di seluruh dunia juga banyak referensinya, dioksin dihasilkan dari pembakaran, pembakaran tidak sempurna," jelas pendiri dan Senior Advisor Nexus3 Yuyun Ismawati, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/11/2019) sore.

Yuyun mengatakan, dioksin yang terlepas ke lingkungan dan terjatuh ke tanah, akan dimakan oleh ternak atau diserap oleh rumput.

"Jadi, masuknya lewat mulut atau pencernaan, bukan hanya lewat udara," kata Yuyun.

Baca juga: Partikel Sisa Sampah Plastik Ditemukan pada Telur Ayam di Jawa Timur

Salah satu cara untuk memantau dioksin adalah dengan mengambil sampel biomarker.

Sampel tersebut dapat diambil dari susu, jaringan lemak, atau telur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com