Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian: BLT dan Raskin Tak Bisa Bebaskan Anak dari Kemiskinan

Kompas.com - 15/11/2019, 11:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Editor

KOMPAS.com - Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan beras miskin (raskin) ternyata tak bisa membebaskan anak dari jerat kemiskinan.

Kesimpulan ini ditemukan oleh para peneliti dari Smeru Research Institute lewat penelitian berjudul Effect of Growing up Poor on Labor Market Outcomes: Evidence from Indonesia, yang dipublikasikan oleh Asian Development Bank Institute.

Penelitian itu mengukur berbagai faktor kemiskinan dan dampaknya bagi anak dari rumah tangga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Ada sekitar 22.000 orang dari 7.224 yang disurvei pada tahun 2000, 2007, dan 2014.

Baca juga: Ternyata Garis Kemiskinan Indonesia di Bawah Standar Dunia

Hasilnya, BLT dan beras miskin hanya bekerja sebagai penolong sementara. BLT dan raskin hanya membantu ketika krisis atau peralihan kebijakan terjadi.

BLT dan raskin tidak berpengaruh terhadap masa depan anak yang tumbuh di keluarga miskin. Mereka tetap berpenghasilan rendah ketika dewasa.

"Namun kini pemerintah sudah mengimplementasikan Program Keluarga Harapan (PKH). Apakah ini bisa punya dampak jangka panjang yang menguntungkan, perlu diteliti lagi," kata para peneliti.

Anak yang pada usia 8-17 tahun hidup dalam kemiskinan, ketika bekerja pendapatannya akan 87 persen lebih rendah dari mereka yang kecilnya tidak miskin.

Baca juga: Beri Solusi soal Kemiskinan, 3 Orang Ini Raih Nobel Ekonomi

Adapun kemiskinan yang dimaksud adalah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan pemerintah.

Daniel dan kawan-kawannya belum bisa memastikan apa yang membuat anak-anak sulit lepas dari jerat kemiskinan ketika dewasa.

Yang bisa dipastikan, anak-anak miskin ini punya selisih pendapat hingga 91 persen dibanding mereka yang kecilnya tidak pernah miskin.

Mereka yang paling terpuruk yakni yang berada di kelompok kedua termiskin dari bawah. Mengapa bukan yang termiskin yang paling menderita?

Baca juga: Kemensos: Penurunan Angka Kemiskinan dengan Bansos Tidaklah Permanen

"Salah satu penjelasannya karena mereka lebih sering naik-turun status kemiskinan, kadang miskin, kadang tidak. Jadi bisa saja kadang dapat bantuan pemerintah, kadang tidak. Kalau yang paling miskin kan hampir selalu dapat bantuan," kata Daniel.

Keluarga miskin membesarkan anak-anak yang ketika dewasa menjadi tenaga kerja berpenghasilan rendah, bahkan setara dengan mereka yang punya keterbatasan fisik atau disabilitas.

Penelitian itu juga mengutip penelitian yang menyebutkn bahwa mereka yang berpenghasilan tinggi ketika dewasa, bukan karena punya keahlian lebih.

Sebab anak-anak dari keluarga miskin yang punya keahlian lebih, nyatanya juga tak bisa sesukses anak-anak yang tak miskin.

Baca juga: Sikap Pasrah dan Nrimo, Tantangan Besar Hapus Kemiskinan di Jawa

"Temuan di Indonesia ini mirip dengan di negara lain," kata Daniel.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com