Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Depresi dengan Menulis

Kompas.com - 16/10/2019, 05:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktris Korea Selatan Sulli ditemukan tewas karena gantung diri oleh manajernya, Senin (14/10/2019).

Sulli diduga mengalami depresi karena ia sempat mendapatkan perawatan kesehatan mental di tahun 2014.

Wanita kelahiran Busan, Korea Selatan ini hanya salah satu dari sekian ribu orang yang nekat mengakhiri hidupnya sendiri karena depresi.

Depresi memang tak bisa disepelehkan karena bisa membuat seseorang melakukan tindakan impulsif seperti yang dilakukan oleh Sulli.

Untuk itu, perlu tindakan pencegahan agar hal serupa tak terulang kembali.

Ahli kesehatan jiwa, dr Dharmawan SpKJ menuturkan, depresi berat memang bisa memicu seseorang untuk melakukan tindakan impulsif atau tanpa pemikiran panjang seperti bunuh diri.

Untuk itu, kita perlu melakukan pencegahan yang salah satunya bisa dilakukan dengan menulis.

Menurut Dharmawan, menulis merupakan cara sederhana dan mudah untuk melepas tekanan atau penyebab depresi dalam diri kita.

"Menulis juga bisa menghilangkan depresi. Ini juga sama dengan teknik menarasikan kembali pikiran kita," ucapnya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Sulli, Mengapa Banyak Tokoh Terkenal Alami Depresi?

Distorsi pikiran

Ahli kesehatan jiwa dan kandidat doktor dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini mengatakan, menulis bisa menjadi metode untuk mengubah cara kita menyikapi hidup.

Menurutnya, hidup manusia ibarat sebuah cerita, di mana masa lalu memang tidak bisa kita ubah. Namun, cara kita menceritakan dan menyikapi hidup bisa kita ubah.

"Kita bisa menceritakan yang lalu dengan menulis. Cerita tersebut sudah kita restorasi dan perbaiki, lalu kita lanjutin ceritanya sampai episode yang kita mau," ucap dia.

"Misal, kita menceritakan kisah kita saat disakiti orang lain. Kita ceritakan dalam tulisan itu kalau kita bisa bangkit dan jadi orang sukses sehingga orang menyakiti hati kita menyesal. Cara seperti itu bisa berefek positif," tambahnya.

Ia juga mengatakan, terlalu memikirkan hidup justru membuat kita stres. Untuk itu, kita perlu menuangkannya di dalam tulisan lalu merestorasi cerita yang kita tulis dan memperbaikinya. Setelah itu, kita bisa melanjutkan cerita sesuai keinginan kita.

"Dalam menulis, kita bisa merestorasi cerita kehidupan sesuai dengan katarsis hati kita. Ini namanya narasi restoratif," ungkapnya.

Menurutnya, salah satu penyebab depresi yang berujung bunuh diri adalah adanya distorsi pikiran atau pikiran yang melenceng.

Oleh karena itu, kita perlu melakukan pemulihan dengan merestorasi kembali pikiran kita salah satunya dengan cara menulis atau pendekatan narasi restoratif.

Bila Anda membutuhkan informasi konseling dan layanan gelagat bunuh diri, Anda bisa menghubungi nomor-nomor berikut:

  • Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta di  Jalan Dr Latumeten No 1 Jakarta 11460. Telp. 021-5682841-43
  • Hotline Kementerian Kesehatan: 1-500-454
  • Kepolisian terdekat, Call Center: 021-91261059
  • World Suicide Hotlines Indonesia: 500-454
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com