Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topan Hagibis Melanda Jepang, Ternyata Namanya dari Bahasa Tagalog Filipina

Kompas.com - 12/10/2019, 17:53 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Typhoon atau topan Hagibis yang melanda wilayah Jepang diperkirakan akan menjadi topan besar yang kekuatannya sekuat topan Kanogawa yang melanda Prefektur Shizouka dan wilayah Tokyo pada 1958.

Pada 1958, topan Hagibis dilaporkan menewaskan lebih dari 1.200 orang. Typhoon Hagibis adalah siklon tropis di Samudera Pasifik Barat.

Namun, tak banyak yang tahu, topan Hagibis atau Typhoon Hagibis, ternyata penamaannya berasal dari bahasa Tagalog, Filipina.

Melansir ABS CBN , dalam bahasa Filipina, Hagibis memiliki arti kecepatan dan kekuatan.

Adapun, penamaan siklon merupakan sumbangan nama yang selama ini diberikan oleh 14 negara dan wilayah.

Hagibis, band Filipina

Topan Hagibis juga memiliki kesamaan nama dengan nama band Filipina yang sudah berusia empat dekade.

Munculnya typhoon Hagibis ini, sekaligus mengingatkan kembali orang-orang tentang keberadaan band tersebut.

Dikenal sebagai “Orang Desa” Filipina, band Hagibis merupakan band beranggotakan pria yang telah ada sejak 1979.

Baca juga: Jepang Dihantam Gempa Magnitudo 5,7 Saat Bersiap Hadapi Topan Hagibis

Beberapa anggota telah mengubah penampilannya, beberapa masih mempertahankan aksinya yang menggunakan celana hitam ketat, jaket kulit, kemeja terbuka, dan gerakan tarian.

“Hagibis mendapatkan publisitas tidak langsung dari seluruh dunia,” ujar Jose Parsons Nabiula, 61 tahun seperti dilansir dari ABS CBN.

Parsons sendiri merupakan nama panggung Sonny Parsons, yang telah bergabung dengan band tersebut sejak awal dibentuk.

“Ini mengingatkan semua orang tentang kelompokku. Beberapa orang membuatnya bahan guyonan, beberapa meresponnya dengan serius,” kata dia.

Topan Hagibis diprediksi mendarat di pulau utama Jepang Honshu pada Sabtu dan diprediksi sebagai badai paling kuat yang menghantam ibu kota Jepang selama 6 dasawarsa.

Peristiwa ini membawa banyak orang mencari pencarian di Google hingga Hagibis masuk dalam daftar tren pencarian dan berpengaruh terhadap pamor band Hagibis.

Baca juga: BMKG Tegaskan Pengaruh Topan Hagibis di Jepang Tak Sampai Indonesia

"Banyak orang yang bercanda tentang kekuatan Topan Hagibis dan membandingkannya dengan band," kata Parsons.

Parsons berharap keingintahuan orang terhadap Hagibis membawa dampak pada bandnnya yang saat ini hanya tampil sekitar dua kali dalam sebulan di wilayah Manila.

Meski badai ini tak sampai ke wilayah Filipina, dampak typhoon Hagibis seperti hujan dan badai juga terjadi di beberapa wilayah bagian tengah dan selatan Asia Tenggara.

Parsons berharap, setelah thyphoon Hagabis berlalu, bandnya bisa berkunjung ke Jepang.

“Jika grup kami memiliki kesempatan bernyanyi ke Jepang, kami akan membantu mereka melupakan topan,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Tren
Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Tren
Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Tren
Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Tren
Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Tren
Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Tren
Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Tren
Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Tren
Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Tren
Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Tren
Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Tren
Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Tren
Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Tren
Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan 'Crazy Rich' PIK Helena Lim

Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan "Crazy Rich" PIK Helena Lim

Tren
Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com