KOMPAS.com – Beberapa waktu yang lalu, usai adanya demo mahasiswa dan aksi dari pelajar di depan Gedung DPR, beredar tangkapan layar percakapan yang mengatasnamakan pelajar STM.
Nama Whatsapp Group (WAG) yang terdapat dalam screenshoot percakapan anak STM tersebut beragam di antaranya adalah “G30S STM ALLBASE” dan “STM SEJABODETABEK".
Dalam percakapan WAG tersebut, beberapa orang yang diduga pelajar STM tersebut banyak mengeluhkan mengenai honor yang belum dibayarkan saat mereka melakukan aksi.
Kasus itu menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Kini, terkait kasus grup whatsapp Anak STM yang viral tersebut polisi menetapkan 12 tersangka .
Berikut ini perkembangan kasus Grup Whatsapp Anak STM sampai dengan hari ini.
Dalam beberapa tangkapan layar gambar percakapan pelajar STM yang beredar, sejumlah perbincangan mengarah bahwa mereka dibayar untuk melakukan aksi. Tak hanya itu, dalam percakapan mereka juga merasa ditipu karena tidak mendapatkan bayaran.
“Ayolah kita pulang aja, kagak ada duitnya juga ini mah udah gitu dibilang provokator juga pula,” tulis salah satu kontak di screen shot yang beredar tersebut.
“Emak gue nelepon suruh pulang, mana ongkos kagak ada lagi ini,” tulis nomor lain di WAG yang berbeda.
Baca juga: Oknum Polisi Terlibat di Grup WhatsApp Pelajar STM, Ini Kata Polri
Menanggapi tangkapan layar grup Whatsapp tersebut, warganet banyak membicakan kejanggalan yang ada. Salah satunya lantaran nomor yang tertera merupakan nomor telkomsel yang notabene dianggap bukan ciri khas nomor anak STM.
Hal lain yang dinilai janggal oleh netizen adalah ketika beberapa netizen melakukan pengecekan dengan sejumlah aplikasi penyelidik nomor anonim, salah satunya Truecaller.
Dari penyelidikan netizen menggunakan aplikasi tersebut, mereka menemukan sejumlah kontak di WAG yang beredar sebagai nomor-nomor dengan nama-nama yang diduga polisi.
Kompas.com juga sempat melakukan pengecekan menggunakan aplikasi Getcontact terhadap 3 nomor yang tertera, dan mendapati nomor-nomor tersebut terindikasi beridentitas polisi
Terkait beredarnya tanggapan publik yang menuding Grup WhatsApp tersebut sebagai “nomor-nomor polisi” pada Selasa (1/10/2019) siang, Kompas.com menghubungi Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.
Saat itu, pihaknya mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait nomor-nomor yang beredar.