Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Kompas.com - 20/09/2019, 15:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber WWF

KOMPAS.com - Caridina woltereckae atau udang cantik harlequin endemik Sulawesi masuk dalam daftar spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Padahal, masih banyak orang Indonesia yang belum mengenal spesies ini.

Berdasarkan laporan Kompas.com, Jumat (20/9/2019), udang ini pertama kali ditemukan pada tahun 2009 di danau Towuti, Sulawesi Selatan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Daisy.

Melansir laman WWF Indonesia, saat ini, sekitar 23 persen jenis mamalia dan 12 persen jenis burung masuk dalam kategori terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan kepunahan spesies tertentu, salah satunya gaya hidup konsumtif yang tidak ramah lingkungan.

Gaya hidup konsumtif ini akhirnya memicu perburuan, perdagangan dan penangkapan satwa liar. Kerusakan hutan juga menyebabkan satwa liar kehilangan sumber makanan, habitat dan ruang jelajah untuk berkembang biak.

Selain udang cantik harlequin, beberapa spesies di Indonesia juga terancam punah. Melansir data WWF Indonesia, berikut lima hewan di Indonesia yang terancam punah:

1. Badak Sumatera

Harapan, Badak sumatera jantan saat berada di sekitar kandangnya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (20/3/2017). Kepulangan badak Harapan dari Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, Amerika Serikat tahun 2015, ke habitat aslinya di Sumatera, Indonesia, ini diharapkan dapat memberikan kelestarian dan upaya sukses konservasi badak sumatera.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Harapan, Badak sumatera jantan saat berada di sekitar kandangnya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (20/3/2017). Kepulangan badak Harapan dari Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, Amerika Serikat tahun 2015, ke habitat aslinya di Sumatera, Indonesia, ini diharapkan dapat memberikan kelestarian dan upaya sukses konservasi badak sumatera.

Jumlah populasi Badak Sumatera saat ini hanya berkisar 300 ekor. Hewan dengan nama latin Dicerorhinus sumatrensis biasa hidup di hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan.

Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mamalia ini lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah.

Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).

Baca juga: Apakah Seekor Anjing Bisa Menangis karena Emosi?

2. Gajah Sumatera

Tiga ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak dilibatkan dalam upacara pengibaran bendera merah putih untuk memperingati HUT Ke 73 RI di lokasi Conservation Response Unit (CRU) Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. Jum’at (17/08/18). Satu ekor gajah jantan dan dua betina dilibatkan menjadi bagian pasukan pengibar bendera yang diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan,  pengibaran bendera yang pertama sekali dilakukan di CRU Sampoiniet Aceh Jaya ini dilakukan sebagai bentuk edukasi kepada warga sebenarnya gajah yang belakangan kerap terjadi konflik dengan manusia sesungguhnya hewan itu dapat hidup berdampingan dan harus dilindungi keberlangungan hidupnya.KOMPAS.COM/RAJA UMAR Tiga ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak dilibatkan dalam upacara pengibaran bendera merah putih untuk memperingati HUT Ke 73 RI di lokasi Conservation Response Unit (CRU) Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. Jum’at (17/08/18). Satu ekor gajah jantan dan dua betina dilibatkan menjadi bagian pasukan pengibar bendera yang diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan, pengibaran bendera yang pertama sekali dilakukan di CRU Sampoiniet Aceh Jaya ini dilakukan sebagai bentuk edukasi kepada warga sebenarnya gajah yang belakangan kerap terjadi konflik dengan manusia sesungguhnya hewan itu dapat hidup berdampingan dan harus dilindungi keberlangungan hidupnya.

Tahun 2007, hewan dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus ini diperkirakan berjumlah 2.400 hingga 2.800 ekor.

Padahal, mamalia dengan berat rata-rata mencapai 4 hingga 6 ton ini adalah ‘spesies payung’ bagi habitatnya dan mewakili keragaman hayati di dalam ekosistem yang kompleks tempatnya hidup.

Mamalia ini hidup di hutan primer dan hutan sekunder. Karena habitatnya yang terus menyusut dan angka perburuan liar yang meningkat, populasi gajah Sumatera terus mengalami penyusutan.

Halaman:
Sumber WWF
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com