Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu yang Tepat untuk Sarapan?

Kompas.com - 16/09/2019, 05:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, beredar video seorang pelajar yang disebut mengalami kejang karena bermain game.

Namun, setelah dikonfirmasi, menurut orangtua si pelajar, anaknya mengalami sakit dan kejang karena belum sarapan sejak pagi.

Seberapa penting sarapan pagi sebelum melakukan berbagai aktivitas harian?

Pakar gizi, dr Tan Shot Yen, memberikan ulasannya.

Ia mengingatkan, tidak sarapan akan memunculkan hipoglikemik, yaitu kondisi di mana kadar gula darah rendah karena penggunaan berlebih glukosa oleh tubuh.

"Tidak makan dan tidak sarapan, membuat kadar gula darah rendah banget," ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/9/2019).

Kapan waktu yang tepat untuk sarapan?

Tan menyarankan agar sarapan dilakukan paling tidak 1 jam setelah bangun tidur.

Ia menganalogikan, mobil tidak bisa jalan jika tidak ada bensin atau bahan bakar.

Baca juga: Demi Tumbuh Kembang Anak, Hindari Tayangan yang Mengandung 4 Hal Ini

Demikian pula halnya dengan manusia. Jika tidak ada sumber energi di dalam tubuh, maka fungsi organ tidak bisa berjalan dengan baik.

Sementara, jika seseorang tidak makan hingga pukul 12 siang, maka cadangan gula akan dikeluarkan oleh hati.

"Jadi siklusnya kalau kita makan, tidak dipakai kalorinya, maka gula akan diubah oleh insulin menjadi glikogen untuk stok dalam hati dan otot," ujar Tan.

"Tapi, karena ruang buat stok tidak banyak, maka sisanya akan distok di jaringan lemak," lanjut dia.

Jika tubuh tidak diisi oleh asupan makanan, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi glukosa dalam darah oleh glukagen.

Menurut Tan, jika stok yang sudah telanjur disimpan dalam lemak tidak mudah dikeluarkan dan memerlukan exercise.

Baca juga: SpongeBob Squarepants Ditegur KPI, Perhatikan 3 Hal Ini Saat Pilih Kartun untuk Anak

Tan menjelaskan, gejala awal yang terjadi ketika tubuh mengalami hipoglikemik yakni berkeringat, kelelahan, sakit kepala, gelisah, mual, gangguan visual, pusing, kelaparan, dan tremor.

Dalam beberapa kasus, ada yang mengalami kejang hingga koma.

Oleh karena itu, Tan menyarankan agar tubuh memperoleh asupan makanan dengan jeda 4,5-5 jam.

"Orang makan itu tidak cuma makan yang sehat dan seimbang, tapi waktu yang tepat. Saat tubuh merasa sudah butuh bahan bakar atau makanan, maka saat itulah tubuh harus mendapatkan asupan. Kalau tidak, maka ia akan mencari asupan dari organ lainnya, jadi ngaco," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com