KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan membuat sejumlah wilayah di sekitarnya tertutup kabut asap. Akibatnya, kualitas udara pun menjadi tidak sehat.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (5/9/2019), kabut asap yang mempengaruhi jarak pandang tersebut tidak hanya terjadi di Palembang, namun juga Kota Pekanparu, Riau. Bahkan sejumlah orang tua dan anak-anak di Kota Pekanbaru mengalami beberapa penyakit akibat polusi udara akibat karhutla itu.
Berdasarkan riset 2013 yang dilakukan WHO, polusi udara dapat menyebabkan kanker pada manusia, terutama kanker paru-paru.
Selain menyebabkan kanker, polusi udara juga mempengaruhi sistem pernapasan (paru-paru), dan sistem peredaran darah tubuh, seperti diare, malaria, dan radang paru atau pneumonia.
Lalu, bagaimana cara mencegah dampak polusi udara pada kesehatan kita?
Melansir Hello Sehat, berikut 5 cara mencegah dampak buruk polusi udara pada kesehatan:
1. Pakai masker saat keluar rumah
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah selalu memakai masker untuk menghalangi debu polusi udara yang terhirup dan bisa masuk ke saluran pernapasan.
Sayangnya, sebagian masker yang dijual di pasaran bukanlah masker yang tepat untuk mencegah dan menghalangi polusi udara.
Gunakan masker dengan bahan yang telah terbukti dapat menyaring udara sebaik mungkin, misalnya masker jenis n95.
2. Bersihkan lantai dari debu dan kotoran tempat tinggal secara berkala
Bahan kimia dan alergen dari polusi udara bisa terkumpul dan menumpuk menjadi debu di lingkungan maupun di dalam rumah.
Cara untuk meminimalisir penyebaran polusi udara ini adalah dengan menggunakan vakum yang mengandung filter high efficiency particulate air (HEPA).
Vakum atau pembersih jenis ini dapat mengurangi debu dan kotoran yang terbuat dari bahan kimia brominated (PBDEs), serta alergen seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan tungau debu.
Teknologi filter HEPA diklaim mampu membuat bakteri dan alergen lainnya terjebak dalam penghisap debu.