Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Manokwari, Penjelasan Polisi hingga Permintaan Maaf Para Tokoh

Kompas.com - 21/08/2019, 10:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi besar-besaran sempat terjadi di Manokwari, Sorong, dan Jayapura pada Senin (19/8/2019).

Demonstrasi ini lalu berubah menjadi kerusuhan, tepatnya di Manokwari. Beberapa fasilitas umum dan gedung rusak akibat amuk massa.

Mereka melakukan protes dengan membakar ban bekas dan memblokade jalan dengan ranting pohon di sejumlah ruas jalan.

Aksi ini dipicu oleh insiden dugaan perusakan bendera Merah putih di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Media sosial ramai dipenuhi oleh unggahan warganet mengenai informasi adanya mahasiswa Papua yang merusak dan membuang bendera Merah Putih ke selokan. Informasi ini beredar di media sosial dan grup-grup WhatsApp.

Salah satu perwakilan massa, Muhammad, mengatakan di grup perpesanan beredar video oknum mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera. Ia menuturkan, melihat video tersebut di grup Aliansi Pecinta NKRI.

Muncul Kesalahpahaman

Namun Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya, Dorlinc Iyowau memastikan, penghuni Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, tidak melakukan hal itu.

Ia mengatakan, mulai pagi hingga siang, bendera masih terpasang. Menurutnya, kesalahpahaman tersebut berawal pada siang hari saat beberapa mahasiswa Papua termasuk dirinya keluar untuk membeli makanan.

Baca juga: Selasa Sore, Situasi Manokwari dan Jayapura Semakin Kondusif

Tetapi saat kembali, tiang beserta bendera sudah tidak ada di asrama.

"Setelah kembali, memang benderanya tidak ada. Tapi opini yang digiring di luar sana itu, kami (dituduh) merusak bendera dan sejenisnya. Sementara kami sendiri tidak tahu," ujar dia.

Sejumlah polisi menggunakan perisai mendobrak dan menjebol pintu pagar Asrama Papua Surabaya di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Sejumlah polisi menggunakan perisai mendobrak dan menjebol pintu pagar Asrama Papua Surabaya di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019).
Pengepungan Asrama Mahasiswa

Keramaian di media sosial kemudian membuat massa berkumpul di depan Asrama Mahasiswa Papua.

Menurut Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, pengepungan asrama mahasiswa Papua oleh ormas saat itu dilatarbelakangi adanya penistaan simbol negara yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua.

Saat itu, kelompok ormas melakukan aksi di depan asrama sejak pukul 16.00-21.00 WIB. Polisi saat itu membubarkan massa dan mengimbau mereka untuk membuat laporan bila benar terdapat dugaan adanya perusakan dan pembuangan bendera Merah Putih.

Massa langsung datang ke kantor polisi dan membuat laporan. Keesokan harinya paada Sabtu (17/8/2019) sekitar pukul 10.00 WIB, polisi mencoba berkomunikasi dengan mahasiswa.

Harapannya, laporan tersebut bisa dijawab dan diklarifikasi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) sebagai pihak terlapor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com