Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Teror Putih di Taiwan

Kompas.com - 30/05/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teror Putih adalah periode penindasan politik terhadap warga sipil Taiwan di bawah pemerintahan Kuomintang (KMT).

Periode Teror Putih berlangsung sejak tahun 1947 hingga 1987, yang dipenuhi dengan kejadian mengenaskan.

Selama Teror Putih berlangsung, sejumlah warga Taiwan yang diduga beraliran kiri atau simpatisan komunis ditangkap dan dieksekusi.

Akibat peristiwa ini, sekitar 30.000 orang Taiwan harus menjadi korban selama era Teror Putih berlangsung.

Lalu, bagaimana kronologi terjadinya Teror Putih di Taiwan?

Baca juga: Perjanjian Shimonoseki, Lepasnya Korea dan Taiwan dari Tangan China

Kronologi awal

Pada 1895, Dinasti Qing, dinasti kekaisaran terakhir di China, menyerahkan Taiwan kepada Jepang sebagai bagian dari Perjanjian Shimonoseki, yang mengakhiri perang China-Jepang Pertama.

Alhasil, selama lima puluh tahun ke depan, Taiwan menjadi koloni Jepang.

Namun, setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, Taiwan dikembalikan ke China.

Saat itu, China sedang dipimpin oleh kaum Nasionalis (Kuomintang) yang berhasil menggulingkan Dinasti Qing pada 1911.

Pada bulan Oktober 1945, Taiwan pun menjadi bagian dari Republik China yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek dan Chen Yi, yang ditunjuk sebagai gubernur.

Sayangnya, setelah lepas dari jarahan Jepang, rakyat Taiwan tetap merasa tidak puas dengan kepemimpinan Chiang Kai-shek.

Bahkan, sejumlah warga Taiwan menganggap sistem pemerintahan Chiang Kai-shek tidak jauh lebih efektif dibanding kepemimpinan Jepang sebelumnya.

Menurut warga Taiwan, tuan baru mereka, yakni Chiang Kai-shek dikenal suka korupsi, tidak berpengalaman, dan kurang pengetahuan.

Terlebih, setelah Peristiwa 228 terjadi pada 28 Februari 1947.

Peristiwa 228 atau disebut juga Insiden 28 Februari terjadi setelah pegawai Biro Monopoli Tembakau dan Alkohol memukul kepala salah seorang penjual rokok dengan pistol pada 27 Februari 1947.

Penjual rokok tersebut bernama Lin Jiangmai. Setelah dipukul, Lin pun menangis yang kemudian menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.

Warga yang mengetahui kejadian ini kemudian ikut marah dan meminta kepada Biro Monopoli Tembakau dan Alkohol tersebut untuk mengembalikan barang dagangan milik Lin.

Salah satu petugas biro yang panik pun menembak ke arah kerumunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com