KOMPAS.com - Perang Aceh merupakan salah satu pertempuran besar dan terberat yang pernah dihadapi Belanda selama menjajah Nusantara.
Perang ini berlangsung selama tiga dekade, yakni antara 1873 hingga 1904.
Salah satu sebab Perang Aceh adalah Traktat Sumatera yang ditandatangani oleh Belanda dan Inggris pada 1871.
Dalam perjanjian tersebut, elanda diberi kebebasan untuk mengadakan perluasan wilayah di seluruh Sumatera, termasuk Aceh yang selama ini tidak dapat diganggu kedaulatannya.
Alhasil, Aceh mulai memperkuat diri dengan mengadakan hubungan dengan Turki, Italia, dan Amerika Serikat.
Pemerintah Hindia Belanda yang tidak menginginkan adanya campur tangan negara asing pun menjadikan hubungan diplomatik tersebut sebagai alasan untuk menyerang Aceh.
Selama tiga dekade, banyak tokoh dari Aceh maupun Belanda yang menjadi pemimpin dalam Perang Aceh.
Siapa sajakah tokoh Belanda yang terlibat dalam Perang Aceh?
Baca juga: Perang Aceh: Penyebab, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir
Tokoh pemimpin Belanda yang memimpin pasukan pada Perang Aceh adalah Jenderal J.H.R Kohler dan Jan van Swieten.
Sejak 5 April 1873, Jenderal J.H.R Kohler memimpin tentara Belanda untuk menyerang Aceh.
Pertempuran sengit terjadi di kawasan pantai dan kota. Dalam upaya memperebutkan Masjid Raya Baiturrahman, Jenderal J.H.R Kohler meninggal dan pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur ke pantai.
Setelah gagal dalam serangan pertama, Belanda melipatgandakan kekuatannya dan melakukan agresi kedua pada 9 Desember 1873 di bawah pimpinan Jan van Swieten.
Dalam serangan ini, Belanda berhasil membakar Masjid Raya Baiturrahman dan menduduki Keraton Sultan.
Jatuhnya Masjid Raya Baiturrahman dan istana sultan membuat Belanda berani menyatakan bahwa Aceh telah menjadi daerah kekuasaannya.
Akan tetapi, para ulebalang, rakyat, dan ulama Aceh tidak ambil pusing dengan pernyataan Belanda dan terus melancarkan serangan.
Baca juga: Sebab Khusus Terjadinya Perang Aceh