Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Odaeyang, Antek Sekte Keselamatan yang Dikorbankan?

Kompas.com - 18/03/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber AP News

KOMPAS.com - Pada Agustus 1987, publik Korea Selatan digegerkan dengan penemuan 32 jenazah di loteng sebuah pabrik yang terletak di Yongin, sekitar 75 kilometer dari Seoul.

Satu dari 32 jenazah tersebut diidentifikasi sebagai Park Soon Ja, pemilik Perusahaan Odaeyang Trading sekaligus pemimpin sekte aliran sesat, Odaeyang (Five Oceans).

Kondisi jenazah yang tidak wajar memunculkan dugaan bahwa kasus ini adalah bunuh diri massal karena fanatisme agama.

Namun, kasus menjadi rumit setelah Park Soon Ja diketahui melakukan penipuan peminjaman uang dan dicurigai memiliki hubungan dengan Gereja Baptis Evangelis Korea atau dikenal sebagai Sekte Keselamatan, yang didirikan Yoo Byung Eun.

Hal itu memunculkan teori bahwa Park Soon Ja dan Odaeyang sebenarnya hanya antek Yoo Byung Eun yang menjadi korban ketika situasi sedang sulit.

Berikut kisah sekte sesat Odaeyang atau Five Oceans (Lima Samudra) di Korea Selatan.

Baca juga: Kenapa di Korea Selatan Ada Banyak Sekte Sesat?

Kasus bunuh diri massal Odaeyang

Pada 29 Agustus 1987 sore hari, ditemukan 32 jenazah dalam kondisi tidak wajar di loteng sebuah pabrik.

Dari 32 jenazah tersebut, 28 di antaranya perempuan dan empat lainnya adalah laki-laki.

Satu laki-laki ditemukan dalam keadaan gantung diri, sementara 31 jenazah lainnya dalam kondisi pergelangan tangan dan kaki diikat, kemudian lubang hidung dan mulut mereka disumpal kapas.

Posisi 31 jenazah tersebut ditumpuk dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas 19 orang, sementara di kelompok kedua ada 12 orang.

Di kelompok kedua inilah ditemukan Park Soon Ja, bersama dua putra dan satu putrinya.

Park Soon Ja diketahui sebagai pemilik Odaeyang Trading, perusahaan kerajinan yang pernah menerima penghargaan karena berkualitas baik.

Namun pada 25 Agustus 1987, Park Soon Ja menghilang setelah diselidiki polisi terkait dugaan penipuan dan penggelapan uang.

Baca juga: Mengapa Orang Korea Selatan Banyak yang Percaya Sekte Sesat?

Dari hasil analisis laboratorium Badan Forensik Nasional Korea Selatan, tidak ditemukan zat beracun pada kapas yang digunakan untuk menyumpal mulut dan hidung 31 jenazah.

Hasil autopsi mengungkap adanya penemuan air mani pada 12 jenazah perempuan, yang berarti ada hubungan seksual dalam tiga hari terakhir.

Selain itu, ditemukan tanda-tanda bahwa mereka dicekik, yang berarti 31 jenazah tidak meninggal karena bunuh diri.

Tanda-tanda bunuh diri hanya ditemukan pada pria yang gantung diri, yang diketahui sebagai manajer pabrik bernama Lee Gyeong Su.

Dalam penyelidikan, pihak kepolisian mengalami kesulitan karena hampir tidak ada saksi.

Keterangan didapatkan dari salah satu karyawan Odaeyang, yang mengaku bertugas mengirim makan kepada 32 orang yang bersembunyi di loteng selama dua hari sebelum mereka ditemukan meninggal.

Pada akhirnya, polisi tetap menyimpulkan kasus ini sebagai tragedi bunuh diri massal Odaeyang, yang dilakukan setelah menjalankan ritual kematian dengan Park Soon Ja.

Baca juga: Sejarah Agama Kristen di Korea Selatan

Lee Gyeong Su diduga diperintahkan mencekik semua orang menggunakan tali, sebelum akhirnya gantung diri.

Orang yang pertama dicekik adalah Park Soon Ja, yang diikuti 30 orang lainnya selama rentang waktu sekitar 10 jam.

Park Soon Ja mungkin memilih jalan bunuh diri setelah terjerat kasus penipuan juga penggelapan uang dan menjadi buronan polisi.

Pengikutnya melakukan hal sama karena fanatisme agama sebagai anggota sekte Odaeyang.

Akan tetapi, sejumlah pihak masih menyangsikan kesimpulan tersebut, karena uang yang digelapkan Park Soon Ja masih tidak diketahui keberadaannya.

Selain itu, teori yang menyatakan bahwa Lee Gyeong Su mencekik 31 orang dalam rentang 10 jam dirasa tidak masuk akal.

Pasalnya, di tangan Lee Gyeong Su tidak ditemukan pendarahan. Hal janggal lainnya, terdapat luka lecet di wajah Park Soon Ja, yang menandakan adanya perlawanan.

Di kepala Park Soon Ja juga ditemukan pendarahan, yang mengindikasikan adanya pukulan sebelum dibunuh.

Baca juga: Agama Apa Saja yang Ada di Korea Selatan?

Dalam kasus bunuh diri pada sekte lainnya, pemimpin biasanya akan meninggal paling akhir, bukan yang pertama seperti Park Soon Ja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com