Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Nataraja Personifikasi Shiwa dan Rudra

Kompas.com - 27/02/2023, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDAK perlu diragukan lagi bahwa Metropolitan Museum of Art, New York City, Amerika Serikat (AS), merupakan satu di antara museum seni rupa yang memiliki koleksi mahakarya seni rupa, termasuk seni patung, terlengkap di planet Bumi.

Koleksi seni patung Metropolitan Museum of Art yang paling menggetar sukma saya adalah sebuah patung tembaga ukuran 68,3 X 56,5 cm berjuluk Nataraja. Patung berasal dari zaman Chola abad XIII tersebut menampilkan Dewa Siwa sedang menari di atas sesosok manusia kerdil.

Pada patung tersebut, Siwa dimanifestasikan sebagai sang pencipta serta sang perawat sekaligus sang pemusnah alam semesta di dalam konsep hinduisme berbingkai cakra sebagai lingkaran waktu tanpa ujung-pangkal abadi berputar tanpa henti.

Baca juga: Gunung Kailash, Rumah Dewa Siwa dan Puncak Paling Misterius di Dunia

Tangan kanan atas Siwa menggenggam damaru sebagai kendang pertama menyuarakan proses genesis, sementara tangan kanan bawah menggenggam abahay mudra sebagai penangkal ketakutan. Tangan kiri atas menggenggam api yang siap mengiamatkan jagad raya, sementara telunjuk tangan kiri bawah menunjuk ke arah kaki kanan Siwa sebagai penyelamat para umat shaiwanusme.

Kaki kiri Siwa menginjak seorang manusia kerdil melambangkan apasmara purusha sebagai ilusi yang menyesatkan umat manusia. Energi yg keluar dari tubuh Siwa sedang menari menyebabkan rambut panjang Siwa berkibar-kibar ke kanan ke kiri menciptakan estetika seni skulptur yg menggetar sukma saya.

Pada patung tersebut saya merasa sedikit dapat memahami makna yang terkandung pada tafsir Siwa Nataraja sebagai Dewa yang memegang tiga fungsi sekaligus yaitu sang pencipta, sang perawat, serta sang penghancur.

Pada hakikatnya Siwa sebagai sang pencipta dan sang perawat adalah personifikasi Dwi Murti, sementara sebagai sang penghancur Siwa disebut sebagai Rudra. Di dalam Rig Veda, nama Siwa disebut 18 kali sementara nama yang disebut 57 kali adalah Rudra.

Siwa dipuja dengan penuh rasa hormat dan kasih oleh umatnya namun Rudra dipuja dengan rasa cemas dan takut maka relatif menerima sesaji lebih banyak dari para manusia agar tidak mengumbar angkara murka yang menyengsarakan manusia. Di antara sekian banyak para avatar Siwa dapat dipahami bahwa Hanuman dianggap sebagai avatar Siwa sementara Ashwatama adalah avatar Rudra.

Baca juga: Virtual Tur Ini Bawa Kamu Jalan-jalan ke The Metropolitan Museum of Art di AS

Sementara Shiwa tampil ramah dan damai, Rudra tampil penuh amarah dan ganas. Semula Rudra adalah Dewa Badai Topan, yang dalam bahasa Sansekerta berarti buas.

Pada hakikatnya, bagi saya yang bukan umat Hindu, Siwa dan Rudra merupakan refleksi estetika dualisme alam semesta seperti gelap dan terang, serta hidup dan mati, sebagai unsur hakiki yang melekat pada lingkaran abadi alam semesta tentang kodrati sebab dan akibat yang di dalam kearifan hinduisme disebut sebagai karma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com