KOMPAS.com - Fosil manusia modern tertua di Eropa adalah Cro-Magnon.
Cro-Magnon diperkirakan bermigrasi dari Asia Barat dan menetap di Eropa sejak 56.800 tahun lalu.
Mereka kemudian berinteraksi dan membangun kehidupan dengan penduduk asli, yakni Homo Neanderthalensis.
Hasil perkawinan merekalah yang melahirkan Cro-Magnon, yang merupakan keturunan dari nenek moyang orang Eropa masa kini.
Baca juga: Cro-Magnon, Nenek Moyang Manusia Modern
Cro-Magnon dianggap sebagai bentuk awal dari Homo Sapiens atau nenek moyang manusia modern, karena sudah mengembangkan kebudayaan yang cukup tinggi.
Fosil Cro-Magnon ditemukan pada 1868 di sebuah gua di Cro Magnon, Eyzies-de-Tayac, Dordogne, Perancis Selatan.
Penemunya adalah ahli geologi asal Perancis, Edouard Larter, yang menemukan beberapa kerangka manusia purba dari sekitar 10.000 dan 35.000 tahun lalu.
Cro-Magnon diperirakan memasuki Eropa dari Timur Tengah dan akhirnya menggantikan manusia Neanderthal, yang punah pada sekitar 40.000 hingga 35.000 tahun lalu.
Baca juga: Manusia Neanderthal: Penyebaran, Ciri-ciri, dan Kepunahan
Para ahli memperkirakan Cro-Magnon telah mengenal sistem perniagaan, dibuktikan dengan penemuan yang mengandung resin ambar dari Laut Baltik dan cangkang kerang Laut Tengah di situsnya yang berada di pedalaman Eropa.
Cro-Magnon adalah manusia pemburu dan peramu, yang hidup dengan mengumpulkan buah-buahan dan akar-akaran, serta berburu hewan liar.
Mereka telah menghuni gua dan ceruk, di mana mereka membuat lukisan di dindingnya, serta mampu mendirikan rumah sederhana seperti tenda dari bahan seadanya.
Cro-Magnon juga mampu membuat pakaian, perkakas sehari-hari, perhiasan, senjata untuk berburu, dan memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak dibanding manusia Neanderthal.
Baca juga: Apa Nama Manusia Purba yang Paling Tua di Indonesia?