Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Ratu Boko: Sejarah dan Isinya

Kompas.com - 28/01/2023, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prasasti Ratu Boko adalah salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berada di dalam kompleks Candi Prambanan.

Prasasti ini menampilkan atribut sebagai tempat berkegiatan atau situs pemukiman dan tempat tinggal raja.

Ratu Boko diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang.

Berikut ini sejarah dan isi dari Prasasti Ratu Boko.

Baca juga: Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Ternate dan Kerajaan Mataram

Sejarah Ratu Boko

Situs Ratu Boko kali pertama dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada 1790 yang menyatakan ada reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko.

Seratus tahun setelahnya, baru dilakukan penelitian yang dipimpin oleh FDK Bosch yang dilaporkan dalam Keraton van Ratoe Boko.

Dari laporan itulah kemudian disimpulkan bahwa reruntuhan tersebut merupakan sisa-sisa keraton.

Oleh sebab itu, situs Ratu Boko juga kerap disebut sebagai Keraton Ratu Baka.

Lebih lanjut, di situs Ratu Boko juga ditemukan sebuah prasasti berangka 856 M.

Prasasti ini ditemukan di dalam kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Candi Prambanan

Isi

Isi Prasasti Ratu Boko tentang Raja Balaputra Dewa yang kalah berperang melawan kakaknya, Pramowardhani.

Karena kalah, Raja Balaputra Dewa pun melarikan diri ke Sriwijaya.

Selain itu, Prasasti Ratu Boko juga menyebutkan tentang pendirian lingga oleh Rakai Sri Kumbhayoni.

 

Referensi:

  • Didier, Millet. (2003). Indonesian Heritage Series: Ancient History. Singapura: Archipelago Press.
  • Soetarno, Drs. R. (2002). Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang: Dahara Prize.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com