Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Laksamana Malahayati Bunuh Kapten Belanda untuk Balas Dendam

Kompas.com - 11/01/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber ,Kompas.com

KOMPAS.com - Aceh adalah salah satu daerah yang cukup banyak melahirkan pejuang wanita, termasuk Laksamana Malahayati.

Selain disebut sebagai pejuang wanita, Malahayati juga dikenal oleh para sejarawan internasional sebagai laksamana laut perempuan pertama di dunia.

Malahayati membunuh kapten Belanda, yaitu Cornelis de Houtman, demi membalaskan dendam suaminya, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, yang tewas terbunuh dalam perang di perairan Selat Malaka.

Berikut ini kisah perjuangan Malahayati hingga berhasil membunuh kapten Belanda.

Baca juga: Benteng Inong Balee, Saksi Perjuangan Perempuan Aceh

Membentuk Inong Balee

Perjuangan Malahayati dimulai ketika terjadi perang di perairan Selat Malaka.

Pada saat itu, Kasultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil dengan dibantu oleh dua orang laksamana, salah satunya bernama Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, suami dari Malahayati.

Pertempuran yang berlangsung sengit itu dimenangi oleh pasukan Aceh. Akan tetapi, suami Malahayati gugur dalam perang tersebut.

Mengetahui suaminya tewas, Malahayati murka dan berjanji akan menuntut balas sekaligus meneruskan perjuangan sang suami.

Untuk membalaskan dendamnya, Malahayati meminta Sultan Al Makammil untuk membentuk armada Aceh yang semua prajuritnya adalah seorang wanita janda yang suaminya tewas dalam pertempuran tersebut.

Adapun pasukan yang dipimpin oleh Malahayati disebut sebagai Inong Balee. Inong berarti wanita dan balee berarti janda.

Malahayati kemudian melatih para janda tersebut untuk dijadikan prajurit Kasultanan Aceh yang tangguh.

Setelah pasukannya siap, Malahayati bersama-sama dengan Inong Balee mulai terlibat dalam berbagai pertempuran, baik melawan Belanda atau Portugis.

Tidak hanya di Selat Malaka, mereka juga bertempur di daerah pantai timur Sumatera dan Malaya.

Untuk melindungi diri dari serangan musuh, Inong Balee membentuk sebuah benteng dengan tinggi 100 meter dari permukaan laut.

Benteng Inong Balee berada di daerah Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com