Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Diponegoro Kota Magelang, Peringatan Liciknya Penjajah

Kompas.com - 05/01/2023, 07:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang, Jawa Tengah, adalah satu dari lima Monumen Pangeran Diponegoro yang ada di Indonesia.

Laman Kompas.com sebagai bahan literatur edisi 13 Juni 2017 memberikan informasi bahwa Monumen Pangeran Diponegoro terletak di alun-alun Kota Magelang.

Baca juga: Siapakah Nama Asli Pangeran Diponegoro?

Telusuran sejarah menunjukkan fakta bahwa Gubernur Jawa Tengah, kala itu, Soepardjo Rustam, ikut menyumbang gagasan pembangunan Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang.

Di samping itu, Wali Kota Magelang periode 1966-1979, Moch Subroto juga ikut memprakarsai pembangunan Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang.

Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang

Replika lukisan Pangeran Diponegoro yang dilukis secara langsung oleh juru gambar, Adrianus Johannes Bik (1790-1972). Lukisan asli itu kini disimpan Rijsprentenkabinet di Rijkmuseum, Belanda.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Replika lukisan Pangeran Diponegoro yang dilukis secara langsung oleh juru gambar, Adrianus Johannes Bik (1790-1972). Lukisan asli itu kini disimpan Rijsprentenkabinet di Rijkmuseum, Belanda.

Ide pembangunan Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang terlaksana pada 1 April 1977 sampai dengan 31 Juli 1977.

Perancang Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang adalah Hartono dan Soedjadmoko.

Lantas, peresmian Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang pada 11 Agustus 1977.

Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang
memiliki panjang bangunan 5 meter dan tinggi bangunan 4 meter.

Monumen Pangeran Diponegoro Kota Magelang, menurut Soepardjo Rustam menjadi peringatan akan liciknya penjajah Belanda.

Soepardjo Rustam menunjuk Jenderal de Kock, pemimpin penjajah Belanda, waktu itu.

Jenderal de Kock awalnya mengundang Pangeran Diponegoro untuk membahas penyelesaian Perang Diponegoro.

Perang Diponegoro yang berlangsung 1825-1830 sudah pasti amat merugikan Belanda.

Pangeran Diponegoro yang datang ke Kota Magelang untuk berdialog justru ditangkap Jenderal de Kock pada 1830.

Pangeran Diponegoro lantas diasingkan ke Makassar hingga akhir hayatnya pada 18 Januari 1855.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com