Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Mohammad Hatta Dibuang ke Boven Digoel?

Kompas.com - 04/12/2022, 07:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada masa Belanda, Boven Digoel atau yang dikenal dengan sebutan Digoel Atas, merupakan salah satu tempat pengasingan beberapa tokoh nasionalis Indonesia.

Salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang dibuang ke Boven Digoel adalah Mohammad Hatta pada 1935.

Boven Digoel terletak di tepi Sungai Digul Hilir, Papua bagian Selatan yang dibangun pada bulan November 1926 oleh Kapten L. Th. Becking.

Sejak awal didirikan, Boven Digoel tidak dirancang sebagai kamp konsentrasi karena tidak terjadi penyiksaan atau pembunuhan terhadap para tawanan yang ada di tempat itu.

Lantas, mengapa Mohammad Hatta dibuang ke Boven Digoel?

Baca juga: Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial Belanda

Alasan Mohammad Hatta dibuang ke Boven Digoel karena pemerintah kolonial menganggap gaya perjuangan yang dilakukan Mohammad Hatta terlalu berbahaya.

Sejak muda, Mohammad Hatta memang sudah terlibat aktif dalam berbagai organisasi yang mengusung kekuatan nasionalisme. Salah satunya adalah dengan bergabung ke dalam Perhimpunan Indonesia (PI) pada 1922.

Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah “Indonesia,” yang didirikan pada 25 Oktober 1908.

Awalnya, Perhimpunan Indonesia yang dulunya bernama Indische Vereeniging didirikan dengan tujuan sebagai tempat pertemuan para pelajar asal Indonesia di Belanda.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa nasionalisme dalam diri para mahasiswa asal Indonesia mulai bergejolak, sehingga organisasi ini pun berubah menjadi sebuah gerakan politik.

Lebih lanjut, pada 1927, Mohammad Hatta turut bergabung ke dalam sebuah organisasi internasional penentang penjajah bernama Liga Menentang Kolonialisme di Belanda.

Di organisasi itu, Mohammad Hatta bertemu dengan seorang nasionalis asal India, yaitu Jawaharlal Nehru.

Mohammad Hatta pun kerap bertukar ide dan gagasan dengan Nehru dan salah seorang nasionalis lain asal Mesir bernama Hafiz Ramadan Bey.

Masih di tahun 1927, Mohammad Hatta yang sudah menjabat sebagai ketua Perhimpunan Indonesia memimpin rapat internasional presidium tentang imperialisme dan kolonialisme di Brussel, Belgia.

Baca juga: Biografi Moh Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Mohammad Hatta pun semakin hari semakin meresahkan sehingga membuat Belanda khawatir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com