Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbangan Portugis dan Belanda untuk Majunya Sekolah Katolik Indonesia

Kompas.com - 21/11/2022, 12:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Katolik di Indonesia menjadi salah satu pilihan lembaga pendidikan.

Kehadiran sekolah Katolik di Indonesia dalam sejarahnya tidak lepas dari pengaruh penjajahan.

Beberapa pelajar sedang menggambar mural di SMA Tarakanita Magelang untuk mengurangi aksi vandalisme dan menyuarak pesan moral, belum lama ini.Kompas.com/Ika Fitriana Beberapa pelajar sedang menggambar mural di SMA Tarakanita Magelang untuk mengurangi aksi vandalisme dan menyuarak pesan moral, belum lama ini.

Tercatat, penjajah Portugis dan Belanda memberikan sumbangan bagi majunya sekolah Katolik di Indonesia sampai sekarang.

Baca juga: Ad Maiorem Dei Gloriam dan Riwayat Pendidikan Karakter Sekolah Katolik

Ikatan Alumni TK-SD Tarakanita 2 Jakarta pada gelaran Rock Ur Day- Pound Ur Fit di Pintu 6 Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta mulai pukul 05.30 WIB, Minggu (28/4/2019).Kompas.com/Josephus Primus Ikatan Alumni TK-SD Tarakanita 2 Jakarta pada gelaran Rock Ur Day- Pound Ur Fit di Pintu 6 Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta mulai pukul 05.30 WIB, Minggu (28/4/2019).

Sumber bacaan di laman Kompas.com rilisan 18 November 2022 menyebut bahwa salah satu kekuatan pendidikan di sekolah Katolik adalah pembinaan karakter siswa.

Ada pendidikan karakter yang mengutamakan kepemimpinan yang melayani.

Ada pula pendidikan karakter mengenai kepedulian terhadap sesama.

SMA Santa Ursula Jakarta SMA Santa Ursula Jakarta

Sekolah Katolik

Gedung sekolah SMA Swasta Kanisius JakartaDok: SMAS Kanisius Jakarta Gedung sekolah SMA Swasta Kanisius Jakarta

Dalam catatan sejarah mulai 1526, penjajah Portugis sudah bercokol di kawasan Indonesia bagian timur, persisnya di Maluku.

Meski menjajah, pihak Portugis juga memberikan model pendidikan sekolah yang kebanyakan berbasis agama Katolik.

Portugis misalnya, memberikan pendidikan Barat mulai dari membaca dan menulis huruf Latin.

Lantas, pada sekitar 1620, giliran penjajah Belanda yang memberi sumbangan bagi pendidikan di sekolah Katolik.

SMA Kolese De Britto Yogyakarta SMA Kolese De Britto Yogyakarta

Pada sekolah Katolik, Belanda mempercayakan peran biarawan atau pastor, suster, serta bruder mengasuh siswa di sekolah-sekolah.

SMA Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan Magelang, salah satu sekolah kolese Katolik asuhan lembaga hidup bakti Katolik, Serikat Jesus.Kompas.com/JOSEPHUS PRIMUS SMA Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan Magelang, salah satu sekolah kolese Katolik asuhan lembaga hidup bakti Katolik, Serikat Jesus.

Lembaga hidup bakti yang ikut ambil bagian dalam memajukan pendidikan di sekolah Katolik antara lain para imam dan bruder Serikat Jesus (SJ), suster barawati dari tarekat Cinta Kasih Carolus Borromeus (CB), suster biarawati Santa Ursula (OSU), bruder dari ordo Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (FIC).

Sementara itu, Belanda juga memperkenalkan pemahaman Bahasa Belanda dan Bahasa Latin pada sekolah-sekolah Katolik.

Belanda juga memperkenalkan sekolah kolese dengan ciri khas sekolah berasrama.

SMA Pangudi Luhur, Kebayoran SMA Pangudi Luhur, Kebayoran

Belanda pun memperkenalkan sekolah-sekolah berisi hanya siswa lelaki dan siswi perempuan dalam masing-masing satu kompleks persekolahan.

Beberapa sekolah Katolik yang menjadi contoh kemajuan pendidikan antara lain Kolese Seminari Santo Petrus Kanisius (Magelang), Sekolah Yayasan Tarakanita (Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bengkulu), Kolese Kanisius (Jakarta), Sekolah Santa Ursula (Jakarta), Sekolah Pangudi Luhur (Jakarta), Kolese De Britto (Yogyakarta). Persekolahan Strada (Jadetabek), dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com