Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kecerdasan Buatan, Ada Pertimbangan Positif dan Negatif

Kompas.com - 08/11/2022, 22:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) kian mengemuka pemanfaatannya di Indonesia.

Sebagai contoh, pemanfaatan AI di Indonesia saat ini sudah merambah ke dunia pertahanan negara.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligent Belga X Belanegara Xperience. 

Belga X Kecerdasan buatan atau artificial intelligent Belga X Belanegara Xperience.

Inovasinya muncul pada pengenalan senjata ringan di metaverse.

Pengenalan oleh game Belanegara Xperience bersama bagus.ai pada peringatan Hari Pahlawan 10 November lusa, berkait dengan kurikulum metaverse bela negara untuk menjadi komponen cadangan pertahanan Indonesia.

Baca juga: Kecerdasan Buatan Bantu Ungkap Penggunaan Awal Api, Seperti Apa?

Sementara itu, bahan bacaan dari laman Kompas.com edisi 5 Juli 2021 menunjukkan informasi bahwa kecerdesan buatan atau artificial intelligent masuk dalam ilmu maupun rekayasa membuat mesin cerdas.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligent menyertakan mekanisme melaksanakan tugas memakai perangkat komputer.

Di dalam kecerdasan buatan atau artificial intelligent ada kerja sama antarsistem mulai dari komputer, pemrograman, piranti lunak hingga robot untuk tujuan khusus.

Tujuan khusus itu adalah adanya entitas yang mampu berpikir cerdas seperti layaknya manusia.

Positif dan negatif

Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligent yang mengemuka sejak 1947 oleh Alan Turing, pada akhirnya membawa dampak hingga sekarang.

Sedikit banyak, sudah mulai muncul pertimbangan positif dan negatif ikhwal eksistensi kecerdasan buatan atau artificial intelligent.

Beberapa sisi positif dari perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligent sudah terlihat dari keberhasilan pengobatan manusia.

Sistem bedah da Vinci, misalnya.

Pada sistem ini, robot melaksanakan pembedahan tubuh manusia dengan hasil presisi bahkan meminimalisasikan trauma pascaoperasi.

Sementara itu, sistem pertahanan negara, sebagaimana di Indonesia juga mendapat segi positif dari kecerdasan buatan atau artificial intelligent.

Data terkini dari pendiri bagus.ai, King Bagus menyebut bahwa kurikulum pada kecerdasan buatan atau artificial intelligent bela negara merupakan kerja sama antara kelas tatap muka (offline) dengan teknologi yang disebut virtual reality.

Sementara itu, pada bagian selanjutnya, pertimbangan terhadap sisi negatif kecerdasan buatan atau artificial intelligent merujuk pada terganggunya sistem kerja manusia.

Ada kekhawatiran, pada akhirnya, tenaga kerja manusia tergantikan oleh robot.

Alhasil, dampak negatif itu memunculkan pengangguran besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com