Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaqiatuddin Inayat Syah, Ratu Aceh yang Berani Tolak Inggris

Kompas.com - 01/08/2022, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sultanah Zaqiatuddin Inayat Syah merupakan salah satu pemimpin perempuan dari Kesultanan Aceh Darussalam.

Tidak diketahui kapan ia lahir. Namun, ia memerintah Kesultanan Aceh Darussalam dari tahun 1678 hingga tahun 1688.

Selama pemerintahannya ia menerima berbagai utusan dari negara lain, seperti Inggris yang ingin mendirikan benteng di Aceh.

Namun, permintaan Inggris tersebut ditolak oleh Sultanah Zaqiatuddin.

Menjadi Pemimpin Aceh

Menurut ulama besar Aceh, Nuruddin Ar-Raniry, dalam kitabnya Bustanus Salatin, Sultanah Zaqiatuddin memiliki nama Putri Raja Setia binti Sultan Muhammad Syah.

Zaqiatuddin merupakan ratu atau sultanah ketiga dalam sejarah Kesultanan Aceh Darussalam.

Ia menggantikan Sultanah Naqiatuddin Syah yang turun takhta pada tahun 1678. Zaqiatuddin dilantik menjadi Sultanah Aceh pada 23 Januari 1678.

Setelah dilantik menjadi sultanah Aceh, Zaqiatuddin mendapat gelar Paduka Seri Sultanah Inayat Syah Berdaulat Zil Allah Fir Alam.

Pemerintahan Sultanah Zaqiatuddin

Di era kepemimpinannya, Sultanah Zaqiatuddin tetap menggunakan peraturan undang-undang yang sudah dijalankan oleh pendahulunya, yakni Kanun Al-Asyi.

Kanun Al-Asyi ini pertama kali diterapkan ketika Aceh berada dalam kepemimpinan Sultanah Naqiatuddin.

Pada tahun 1683, Sultanah Zaqiatuddin menerima Al-Hajj Yusuf E. Qodri, seorang utusan raja Syarif Barakat dari Mekkah, Arab Saudi.

Al-Hajj Yusuf kagum dengan Aceh yang indah dan permai. Selain itu Al-Hajj Yusuf juga kagum karena Aceh memiliki banyak saudagar.

Meski ramah, Sultanah Zaqiatuddin sebenarnya sangat tegas. Salah satu bentuk ketegasan Sultanah Zaqiatuddin dalam menjaga kedaulatan Kesultanan Aceh terlihat pada tahun 1684.

Pada tahun itu, Inggris datang dan meminta izin untuk mendirikan kantor perwakilan dagang dan membangun benteng di Aceh.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh sultanah. Sultanah Zaqiatuddin mengatakan bahwa Inggris boleh berdagang tapi tidak untuk membangun benteng sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com