Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pengairan Modern yang Dikembangkan Kerajaan Majapahit

Kompas.com - 21/07/2022, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Jawa kuno sudah memiliki peradaban yang unggul, misalnya dengan merancang sistem pertanian padi dan irigasi yang teratur.

Antara abad ke-13 hingga abad ke-15, masyarakat Jawa pada masa Kerajaan Majapahit telah melakukan budidaya tanaman padi dengan sistem pengairan yang baik, bahkan disebut modern karena peninggalan saluran irigasinya dapat dijumpai dan digunakan hingga sekarang.

Lantas, bagaimana sistem pengairan modern yang dikembangkan oleh Kerajaan Majapahit?

Baca juga: Kerajaan Majapahit: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Sistem pengairan modern masa Kerajaan Majapahit

Pengembangan irigasi yang cukup besar dimulai di Jawa Timur pada abad ke-13, tepatnya di daerah Tarik (sekarang di Sidoarjo), yang dulu masuk wilayah Kerajaan Majapahit.

Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha yang mencapai puncak perkembangannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389).

Kehidupan perekonomian menjadi salah satu aspek penting yang membangun kejayaannya saat itu.

Dalam mengembangkan kehidupan perekonomian, Kerajaan Majapahit, yang berbasis agraris, juga memanfaatkan peluang untuk menguasai kemaritiman dengan tampil dalam perdagangan antarpulau dan internasional.

Majapahit adalah penghasil beras dan hasil bumi yang melimpah. Komoditas perdagangan itulah yang dipasarkan dan diedarkan sendiri untuk mendapatkan untuk lebih besar.

Agar roda perekonomiannya berjalan lancar, kehidupan agraris masyarakat Majapahit yang memiliki tanah yang subur, kemudian didukung oleh penguasa yang membangun sistem pengairan.

Baca juga: 6 Kerajaan Maritim pada Masa Hindu-Buddha di Nusantara

Demi kepentingan pertanian, ribuan waduk dibangun berikut saluran air tertutup maupun terbuka, dengan perhitungan yang sangat cermat dari para cerdik pandai istana.

Dari prasasti dan relief-relief candi peninggalannya, diketahui bahwa pada masa Majapahit terdapat dua bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk daerah persawahan kalamasa dan Bendungan Trailokyapuri untuk mengairi daerah hilir.

Selain itu, Kakawin Siwaratrikalpa dari pertengahan abad ke-15 menggambarkan gemercik air sungai yang dialirkan dengan saluran dari batang bambu, merupakan jaringan irigasi yang mendukung persawahan.

Kerajaan Majapahit benar-benar mempunyai perhatian tinggi terhadap air bersih yang dianggap sebagai sumber kehidupan.

Selain untuk kepentingan pertanian, di daerah inti Majapahit telah dibangun suatu irigasi yang luas dan canggih, yang pada gilirannya menjadi pusat peradaban.

Pengendalian banjir dilakukan dengan membangun kolam di beberapa tempat sebagai sarana penampungan dan penyimpanan air.

Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kerajaan Majapahit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com