Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Moneter Asia 1997: Penyebab, Dampak, dan Peran IMF

Kompas.com - 03/07/2022, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Krisis Moneter Asia 1997 adalah periode krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara Asia Timur dan Asia Tenggara.

Krisis moneter yang dimulai pada 2 Juli 1997 ini dimulai di Thailand, yang segera menyebar ke berbagai negara di Asia.

Akibat penyebaran yang begitu cepat, Krisis Moneter Asia 1997 menimbulkan kekhawatiran akan kehancuran ekonomi dunia.

Indonesia, Thailand, dan Korea Selatan, menjadi negara yang paling parah terkena imbas krisis ini.

Di Indonesia, Krisis Moneter Asia 1997 berakibat pada timbulnya krisis sosial dan politik, bahkan berbuntut pada lengsernya Presiden Soeharto pada 1998.

Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia di Era Soekarno

Penyebab Krisis Moneter Asia 1997

Penyebab Krisis Moneter Asia pada 1997 sangat kompleks dan masih diperdebatkan. Diduga, penyebab utamanya adalah "hot money bubble" atau gelembung uang panas.

Uang panas adalah dana yang dikelola secara spekulatif (untung-untungan) dan mendapatkan hasil yang tinggi dalam waktu singkat. Semakin besar gelembung, maka semain banyak pula dana yang diperlukan.

Pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, banyak negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, serta Korea Selatan di Asia Timur, mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 8-12 persen dalam produk domestik bruto (PDB).

Di sisi lain, pertumbuhan yang disebut "keajaiban ekonomi Asia" itu berada di dalam bayang-bayang risiko besar.

Pasalnya, perkembangan di negara-negara tersebut terutama di dorong oleh ekspor dan investasi asing.

Kemudian, suku bunga tinggi dan nilai tukar tetap diterapkan untuk menarik uang panas, yang meningkatkan pinjaman luar negeri dan memperbesar keterpaparan risiko valuta asing di sektor keuangan dan perusahaan.

Baca juga: Utang Luar Negeri Masa Orde Baru

Pada pertengahan 1990-an, terjadi guncangan yang mengubah tatanan ekonomi menyusul pulihnya Amerika Serikat dari resesi.

Kenaikan suku bunga AS menarik aliran uang panas ke pasar AS, yang memperkuat nilai dollar AS.

Akibatnya, pertumbuhan ekspor terhambat, investasi asing beserta harga aset mulai runtuh.

Para investor asing yang panik pun mulai menarik diri, yang menyebabkan jatuhnya mata uang negara-negara Asia dan timbul krisis ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com