KOMPAS.com - Syekh Siti Jenar merupakan salah satu tokoh penyebar Islam di tanah Jawa.
Sosoknya dikenal kontroversial karena banyak yang menganggap bahwa ajarannya sesat.
Syekh Siti Jenar bahkan berakhir dengan dieksekusi mati. Ajarannya yang paling kontroversial adalah terkait konsep hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat.
Syekh Siti Jenar berpendapat bahwa kehidupan manusia di dunia sebagai kematian.
Sebaliknya, apa yang disebut kematian oleh pendapat umum, justru ia sebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi.
Meski ajarannya dianggap kontroversial, Syekh Siti Jenar juga memiliki ajaran yang dapat diterima secara umum.
Berikut ini beberapa ajaran Syekh Siti Jenar.
Baca juga: Ibnu Rusyd, Cendekiawan Muslim yang Dituduh Sesat
Syekh Siti Jenar memiliki paham ketuhanan yang terpengaruh oleh aliran sufisme yang sudah berkembang.
Ia berpendapat bahwa orang yang telah mati akan lahir kembali menjadi manusia lagi, atau reinkarnasi.
Selain itu, Syekh Siti Jenar berpendapat bahwa orang yang telah mati bisa juga menyatu dengan Al-Haq (Allah).
Konsep diri manusia yang dikemukakan oleh Syekh Siti Jenar dikenal dengan Manunggaling Kawula Gusti.
Syekh Siti Jenar berpendapat bahwa dalam perjalanan hidupnya, ia mencari Tuhan. Ketika sudah menemukan-Nya, maka yang dirasakan adalah Tuhan itu sangat dekat.
Ia bahkan berpendapat lebih ekstrem, bahwa Tuhan bisa menyatu dengan diri manusia.
Baca juga: Biografi Gus Miek, Ulama yang Memiliki Karomah Wali
Pengalaman ini kemudian diajarkan kepada para muridnya. Akan tetapi, konsep ini dianggap sesat, dan membuatnya dijatuhi hukuman mati.
Dalam konsep kematian, Syekh Siti Jenar berpendapat bahwa alam dunia merupakan alam kematian.