Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Penumpasan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Kompas.com - 25/04/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Republik Maluku Selatan atau RMS adalah sebuah gerakan separatis yang berpusat di wilayah selatan Maluku.

Pemberontakan RMS dipimpin oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur NIT), Christiaan Robbert Steven Soumokil.

Pemberontakan RMS terjadi pada tanggal 25 April 1950, dan dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.

Untuk mengatasinya, pemerintah melakukan upaya penumpasan pemberontakan RMS dengan dua cara, yaitu melalui diplomasi dan militer.

Lantas, bagaimana upaya penumpasan pemberontakan RMS melalui jalur diplomasi dan militer?

Baca juga: Republik Maluku Selatan (RMS): Latar Belakang dan Upaya Penumpasannya

Diplomasi

Salah satu bukti pemerintah mengatasi RMS dengan cara damai adalah mengirim Dr. Leimena untuk melakukan perundingan.

Berdirinya RMS telah memicu timbulnya berbagai reaksi dari pemerintah, yang menganggap gerakan ini sebagai ancaman bagi keutuhan Republik Indonesia Serikat.

Sebagai respons, pemerintah mengambil beberapa keputusan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.

Tindakan pertama yang dilakukan oleh pemerintah ialah mengirim Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. J Leimena untuk berdamai dengan RMS dan membujuk mereka bergabung dengan NKRI.

Akan tetapi, langkah ini ditolak oleh Soumokil. Ia justru meminta bantuan kepada Leimena serta pengakuan dari negara lain, terutama Amerika Serikat, Belanda dan Komisi PBB untuk Indonesia.

Baca juga: Christiaan Robbert Steven Soumokil, Tokoh Republik Maluku Selatan 1950

Militer

Setelah menolak permintaan perdamaian, akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel AE Kawilarang.

Dua hari setelah Indonesia merdeka, Maluku masuk sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia.

Bersatunya Maluku dengan Indonesia bertujuan untuk mencegah Belanda dalam upaya menguasai Maluku karena kekayaan rempah-rempahnya.

Namun, keputusan ini dianggap dapat menimbulkan masalah oleh salah seorang pejuang RMS, yakni Manusama.

Manusama kemudian melakukan rapat bersama para penguasa desa di Pulau Ambon. Ia menyemarakkan semangat antipemerintah RIS dan menyatakan bahwa orang Maluku tidak ingin dijajah oleh orang Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com