Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gesang Martohartono, Sang Maestro Keroncong

Kompas.com - 07/01/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gesang Martohartono dikenal sebagai maestro keroncong Indonesia dan tokoh musik yang terkenal dengan lagu ciptaannya yang berjudul Bengawan Solo.

Bahkan lagu Bengawan Solo tidak hanya dikenal di Nusantara saja, tetapi juga mancanegara.

Lagu tersebut setidaknya sudah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, termasuk Inggris, Rusia, China, dan Jepang.

Baca juga: Sudharnoto, Pencipta Lagu Garuda Pancasila

Awal kehidupan

Gesang Martohartono lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 1 Oktober 1917 dan wafat pada 2010 di umur 93 tahun.

Mulanya, ayahnya adalah seorang pengusaha bisnis kain batik, tetapi mengalami kebangkrutan saat Gesang berusia remaja.

Gesang dan keluarganya pun harus bertahan hidup dengan kondisi perekonomian yang sangat minim.

Sebagai seorang anak, Gesang berusaha menghidupi dirinya dan keluarganya dengan menjadi musisi yang ia pelajari secara autodidak.

Ia pun mulai menulis lagu dan menyanyi di berbagai acara kecil-kecilan, seperti pernikahan ataupun acara formal lainnya.

Baca juga: Lembah Sungai Bengawan Solo, Tempat Tinggal Manusia Purba di Pulau Jawa

Karier musik

Pada 1940, Gesang mencoba menggubah sebuah lagu menggunakan seruling, agar lebih condong ke gaya perkotaan yang sekarang dikenal sebagai keroncong.

Musik keroncong merupakan genre musik yang lahir dari perpaduan budaya Barat serta Timur.

Gesang kemudian pergi ke Sungai Bengawan Solo untuk mencari inspirasi untuk lirik lagunya. Sebenarnya, ia sudah bermimpi sejak lama ingin menulis lagu pujian untuk sungai tersebut.

Pada 1940, jadilah lagu keroncong bertajuk Bengawan Solo. Begitu diputar di radio, lagu ini tidak hanya dinikmati masyarakat Jawa, tetapi juga Indonesia.

Bahkan lagu ini sering dinyanyikan oleh penjajah Jepang, yang kemudian mengubah liriknya ke dalam bahasa Jepang.

Hal itulah yang menandai awal kepopuleran Bengawan Solo, hingga akhirnya tersebar luas di Asia.

Sejak saat itu, karier musik Gesang mulai berkembang pesat. Di saat sedang naik daun, ia tetap memilih untuk berada di kota kelahirannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Alasan Kekuasaan Mataram Islam Semakin Surut di Masa Amangkurat I

Stori
5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

5 Tokoh Pemberontakan DI/TII

Stori
Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Pembebasan Allen Pope, Intel CIA yang Terlibat Permesta

Stori
Perbedaan Trikora dan Dwikora

Perbedaan Trikora dan Dwikora

Stori
Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Kisah Kaum Quraisy Ingin Menukar Rasulullah dengan Pemuda Tampan

Stori
Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

Stori
Rendah Hati atau Rendah Diri

Rendah Hati atau Rendah Diri

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com