Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Jongkong: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kompas.com - 22/12/2021, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Jongkong adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu.

Kerajaan yang terletak di Kecamatan Jongkong ini didirikan oleh seseorang dari keturunan Suku Dayak Palin atau Embaloh.

Kerajaan Jongkong didirikan pada awal tahun 1800-an dan berkuasa selama kurang lebih satu abad, sebelum akhirnya dihapuskan oleh Belanda.

Baca juga: Kerajaan Sintang: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Sejarah dan perkembangannya

Kerajaan Jongkong didirikan oleh Abang Jembu atau Abang Jumbo yang bergelar Kyai Patih Uda pada sekitar awal tahun 1800-an.

Kyai Patih Uda adalah anak seorang bangsawan Dayak Embaluh atau Embaloh yang berasal dari sekitar Sungai Palin.

Pada 1823, di masa pimpinan Kyai Patih Uda, Jongkong tercatat sudah menandatangai kontrak politik dengan pemerintah Belanda.

Setelah itu, Kyai Patih Uda digantikan putranya yang bernama Abang Abdullah, untuk memerintah di Jongkong.

Abang Abdullah tidak memiliki anak laki-laki, tetapi memiliki putri yang bernama Dayang Mesinto. 

Oleh karena itu, takhta Kerajaan Jongkong jatuh ke tangan cucunya, Raden Abdul Arab, yang merupakan putra Dayang Mesinto dengan Abang Buja dari Dayak Palin Muslim.

Kemudian pada 1864, Raden Abdul Arab digantikan oleh Abang Unang, yang merupakan putra tertuanya.

Baca juga: Kerajaan Sekadau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Adapun Abang Unang bergelar Pangeran Suriya Negara saat menggantikan ayahnya. Pada 1881, Jongkong dijadikan landschap atau daerah swapraja oleh pemerintah Belanda.

Lima tahun setelah itu, Abang Unang meninggal dan Kerajaan Jongkong diserahkan kepada anaknya yang bernama Abang Alam.

Meski demikian, Abang Alam belum cukup dewasa untuk memimpin. Oleh karena itu, ia digantikan untuk sementara oleh tiga wali yang memerintah di Jongkong.

Wali tersebut adalah Raden Suma, Abang Ali, dan Abang Kiyung. Baru pada 1899, Abang Alam resmi menggantikan ayahnya menjadi raja dengan gelar Pangeran Muda Gusti Alam.

Dihapus oleh Belanda

Pada 1917, Kerajaan Jongkong dihapuskan dan pemerintahannya berada di bawah kekuasaan Belanda langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com