Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Rekonstruksi dan Rasionalisasi (RERA)

Kompas.com - 06/10/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Rekonstruksi dan Rasionalisasi atau RERA dijalankan dalam Kabinet Hatta, 20 Januari 1948. 

Program RERA ini diprakarsai oleh Wakil Presiden Moh Hatta yang bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, terutama terhadap menggaji tenaga tentara militer pada saat itu. 

Selain itu, program RERA juga bertujuan untuk merekrut tentara profesional yang tidak hanya memiliki postur tubuh tertentu, melainkan juga kondisi fisik dan pengetahuan yang memadai.

Baca juga: Kabinet Hatta I: Penetapan, Susunan, Kebijakan, dan Upaya Penggulingan

Latar Belakang

Terbentuknya Program RERA berawal dari gagasan Ketua Seksi Pertahanan Parlemen Zainul Baharuddin tanggal 20 Desember 1947. 

Ia mengusulkan dalam Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) agar angkatan bersenjata ditempatkan sepenuhnya di bawah wewenang menteri pertahanan. 

Selain itu, ia juga mengajukan usul agar tentara dikurangi dan agar kaum veteran diberikan pekerjaan yang produktif dan pekerjaan lainnya dalam pemerintahan. 

Berawal dari usul tersebut, maka dalam Kabinet Hatta, dibentuklah Program Rekonstruksi dan Rasionaliasi (RERA) yang bertujuan untuk mengefisienkan dan mengurangi jumlah angkatan bersenjata.

Rasionalisasi dalam program ini mencakup penyempurnaan administrasi negara, Angkatan Perang dan aparat ekonomi.

Sejumlah satuan Angkatan Perang dikurangi dengan drastis.

Kemudian, para tenaga bekas Angkatan Perang ini dipekerjakan di bidang-bidang produktif dan diurus oleh Kementerian Pembangunan dan Pemuda.

Baca juga: Kabinet Hatta II: Penetapan, Susunan, dan Pergantian

Tujuan Program RERA

Tujuan dari Program RERA dijabarkan sebagai berikut:

  1. Menyederhanakan organisasi
  2. Menyesuaikan persenjataan dengan man power 
  3. Membuat organisasi lebih efisien
  4. Mengurangi pangkat tinggi yang telah banyak

Pelaksanaan

Program RERA dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Melepaskan tentara bagi mereka yang ingin kembali ke pekerjaan semula
  • Menyerahkan penampungan kepada Kementerian Pembangunan dan Pemuda
  • Mengembalikan 100.000 orang ke dalam masyarakat desa

Baca juga: PKI dan Perjuangan Pergerakan Nasional

Pertentangan

Program RERA ini ditentang keras oleh pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) Musso dan Front Demokrasi Rakyat (FDR).

FDR adalah front persatuan partai-partai dan organisasi sayap kiri yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin.

Menurut Musso dan FDR, Program RERA dianggap banyak mengurangi jumlah kader komunis di Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Akan tetapi, meskipun mendapat pertentangan dari FDR dan Musso, serangan mereka ini tidak berhasil menggoyahkan kedudukan Kabinet Hatta karena kabinet ini mendapat dukungan dai partai politik besar seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Masyumi.

Selain itu beberapa organisasi pemuda juga turut bergabung mendukung Kabinet Hatta dalam Badan Perjuangan Seberang di bawah pimpinan Mr. Latuharhary. 

 

Referensi: 

  • Mustopo, M Habib. (2005). Sejarah: SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira. 
  • Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat Bandung. (1981). Sejarah TNI AD 1945-1973: Riwayat Hidup Singkat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Jilid XIII. Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat Bandung. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com