Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Semarang, dari Pohon Asam

Kompas.com - 24/09/2021, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. 

Di masa lampau, Kota Semarang memegang peranan penting bagi Hindia Belanda karena merupakan satu dari tiga pusat pelabuhan (Jakarta dan Surabaya) yang memasok hasil bumi dari wilayah pedalaman Jawa.

Nama Semarang berasal dari Pohon Asam

Baca juga: Jumlah Kabupaten dan Provinsi di Indonesia

Asal Usul 

Sejarah Kota Semarang dimulai sejak abad ke-8 masehi. 

Kota ini berawal dari daerah pesisir bernama Pragota, merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. 

Dulunya, daerah ini dijadikan sebagai pelabuhan dengan ada gugusan pulau-pulau kecil di depannya. Seiring berjalannya waktu, gugusan tersebut menyatu membentuk daratan. 

Pelabuhan ini diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada laksamana Cheng Ho bersandar pada 1435 M. 

Di sana, Cheng Ho mendirikan kelenteng yang saat ini disebut Sam Poo Kong atau Gedung Batu. 

Pada akhir abad ke-15, ada seseorang yang ditempatkan oleh Kerajaan Demak. Ia adalah Pangeran Made Pandan. 

Tujuan penempatan Pandan ini adalah untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Bergota. 

Dari waktu ke waktu, daerah ini semakin subur. 

Di tengah kesuburan itu, tumbuh sebuah pohon asam yang berjarak satu sama lain, sehingga memberikan gelar atau nama daerah tersebut menjadi Semarang. 

Baca juga: Rumah Joglo Jawa Tengah

Arti Semarang

Secara etimologis, nama Semarang berasal dari kata "sem" yang berarti asam/pohon asam dan kata "arang" yang berarti jarang. 

Jika digabungkan, maka arti Semarang adalah asam yang jarang-jarang. 

Penamaan kota Semarang ini sempat mengalami perubahaan saat zaman kolonialisme Hindia Belanda menjadi Samarang

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com