Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ksatrian Instituut: Awal Mula dan Perkembangannya

Kompas.com - 13/08/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ksatrian Instituut adalah sekolah dan yayasan yang didirikan oleh EFE Douwes Dekker pada 1924 di Bandung, Jawa Barat.

Tujuan Douwes Dekker membentuk Ksatrian Instituut yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri para murid, serta melengkapi mereka dengan kemampuan bahasa.

Ksatrian Instituut berperan penting dalam memberikan kesempatan luas bagi murid-murid pribumi, keturunan Tionghoa, dan Indo-Eropa untuk memperoleh pendidikan dasar. 

Baca juga: Yayasan Amai Setia: Latar Belakang dan Perkembangannya

Awal Mula

EFE Douwes Dekker, mantan pemimpin Indische Partij, setelah pulang dari pengasingan di Belanda, tahun 1922, mencoba untuk bekerja sebagai guru di Bandung. 

Dekker mendaftar di sekolah rendah partikelir di Jalan Kebon Kelapa 17 Bandung. 

Setelah melewati beberapa pertimbangan, Douwes Dekker mulai mengajar di sekolah tersebut pada September 1922. 

Tahun 1923, nama sekolah tempat ia bekerja berubah menjadi Preanger Instituut van de Vereeniging Volksonderwijs, Douwes Dekker ditunjuk sebagai kepala di sekolah ini. 

Tujuan dari sekolah ini sendiri adalah untuk memberi kesempatan belajar yang lebih baik dan luas kepada anak-anak bumiputra.

Baca juga: Sumpah Pemuda Keturunan Arab 1934

Perkembangan

Setahun berlalu, November 1924, nama sekolah itu diganti oleh Douwes Dekker menjadi Ksatrian Instituut. 

Adapun nilai yang ingin disampaikan dalam Ksatrian Instituut adalah sebagai berikut:

  • Dalam arti susila, pengajaran selalu bertalian dengan kegembiraan hidup dan diarahkan untuk memperkuat dan menciptakan rasa harga diri
  • Dalam arti kecerdasan otak, pengajaran utama ditunjukkan untuk menambah pengetahuan tentang sumber-sumber bantu bagi perkembangan tanah air sendiri. 
  • Pelaksanaan pengajaran akan bebas dari pengaruh agama dan rencana ketatanegaraan partai politik.

Sejak berganti nama, sekolah ini juga telah mengalami perubahan fungsi. 

Sekolah ini terbuka tidak hanya bagi orang-orang pribumi saja, melainkan juga untuk yang keturunan Tionghoa dan Indo-Eropa.

Douwes Dekker menekankan melalui salah satu surat yang ia tulis, bahwa yang terpenting di dalam sekolahnya adalah rasa harga diri manusia dan percaya diri. 

Dalam surat tersebut, Dekker juga mengatakan sekolah ini berfungsi sebagai bagian pendidikan untuk membina watak. Sekolah ini akan berbeda dari sekolah-sekolah penjajah.

Ksatrian Instituut juga tidak hanya menyediakan fasilitas pengajaran saja, tetapi juga menerbitkan majalah murid dan orang tua bernama De Ksatria. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com