KOMPAS.com - Tubagus Muslihat adalah pejuang Revolusi Nasional Indonesia tahun 1945 di Bogor.
Pada 25 Desember 1945, Kapten Muslihat bersama pasukannya melakukan penyerangan ke markas-markas yang diduduki tentara Inggris dan Sekutu.
Nyawanya gugur dalam pertempuran itu.
Baca juga: Ali Sadikin: Kebijakan, Peran, dan Pencapaiannya
Tubagus Muslihat lahir di Pandeglang, Banten, 26 Oktober 1926.
Tubagus sendiri merupakan gelar kebangsawanan suku Banten yang disematkan secara turun-temurun kepada para keturunan Sultan Banten yang pihak lelaki.
Ayah Muslihat adalah Tubagus Djuhanuddin, seorang kepala Sekolah Rakyat yang dipindahtugaskan dari Jakarta ke Bogor.
Muslihat sempat bekerja di Bosbouw Proefstation atau Balai Penelitian Kehutanan.
Baru beberapa bulan bekerja, Jepang datang dan menduduki Indonesia tahun 1942.
Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja sebagai juru rawat di RS Kedunghalang.
Ketika Jepang membutuhkan para pemuda untuk dijadikan perwira Pembela Tanah Air (PETA), Muslihat ikut mendaftar.
Usai diterima, ia diangkat sebagai calon komandan kompi atau chodancho.
Saat bergabung di PETA, Muslihat berkenalan dengan Ishak Dhuarsa, Abu Amara, Bustomi, dan para pemuda lain.
Setelah bertemu, mereka kemudian saling berbincang, yang akhirnya menimbulkan semangat nasionalisme.
Baca juga: Mohammad Roem: Peran, Kiprah, dan Penangkapan
Ketika Indonesia sudah merdeka, Indonesia masih belum sepenuhnya bebas dari penjajah.
Tentara Inggris datang ke Bogor dan mencoba merebut istana yang saat itu dijaga ketat oleh para pemuda Bogor.