Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jahja Daniel Dharma: Masa Muda, Peran, dan Perjuangan

Kompas.com - 08/07/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - John Lie atau Jahja Daniel Dharma adalah perwira tinggi Indonesia dari etnis Tionghoa.

Tahun 1942, secara tidak langsung John Lie terlibat perang meski tidak dalam status militer. 

Hal tersebut terjadi karena saat Perang Dunia II berlangsung, kapal Tosari, tempat John bekerja dijadikan kapal logistik dalam jajaran Royal Navy (Angkatan Laut Inggris). 

Ia juga dijuluki sebagai "Hantu Selat Malaka". 

John Lie ahli dalam menyelundupkan senjata di laut untuk kepentingan perjuangan kemerdekaan. 

Baca juga: Poenale Sanctie: Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Pencabutan

Biografi

Laksamana Muda TNI Purn Jahja Daniel Dharma lahir di Manado, 9 Maret 1911. Dharma lebih dikenal dengan nama John Lie. 

John Lie adalah putra dari pasangan Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio. 

Ayahnya adalah seorang pemilik perusahaan pengangkatan Vetol.

John Lie menjadi generasi kelima dari leluhur yang datang dari Fuzhou dan Xiamen yang menetap di Minahasa sejak 1790. 

Saat berusia 17 tahun, John Lie pergi ke Batavia karena ia ingin menjadi seorang pelaut. 

Sampai di Batavia, ia menjadi buruh pelabuhan sekaligus mengikuti kursus navigasi. 

Lalu Joh Lie menjadi klerk mualim III, kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij, sebuah perusahaan pelayaran Belanda. 

Ia pun ditugaskan di Iran. Pada 1942, John Lie mendapatkan pendidikan militer. 

Pada 30 Agustus 1966, John Lie menikan dengan Pdt Margaretha Dharma Angkuw. Sejak saat itu John Lie merngubah namanya menjadi Jahja Daniel Dharma.

Baca juga: Putri Mardika: Latar Belakang, Peran, dan Pengurus

Karier

Masa awal kemerdekaan, John Lie bertugas untuk mengangkat komoditas ekspor Indonesia ke Singapura. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com