Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukarjo Wiryopranoto: Kehidupan, Kiprah Politik, dan Perjuangannya

Kompas.com - 11/05/2021, 14:17 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sukarjo Wiryopranoto adalah seorang pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia asal Cilacap.

Sukarjo sendiri sudah bergabung ke dalam beberapa organisasi ternama, salah satunya Budi Utomo. 

Sukarjo juga turut menjadi pejuang perebutan kembali Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia (RI). 

Baca juga: Raden Mas Surjopranoto: Latar Belakang, Pendidikan, dan Gerakan

Kehidupan

Sukarjo Wiryopranoto lahir di Desa Kasugihan, Cilacap, Jawa Tengah, pada 5 Juni 1903. 

Pada masa sekolah, Sukarjo menempuh pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar zaman Hindia Belanda. 

Setelah ia lulus dari ELS, Sukarjo melanjutkan sekolahnya di Sekolah Hukum atu Rechts School di Jakarta. 

Lima tahun kemudian, setelah lulus dari Sekolah Hukum, ia mulai bekerja sebagai seorang pegawai negeri.

Awalnya ia bekerja di Pengadilan Negeri Purwokerto, namun pada 1926, ia dipindahkan ke Magelang selama 40 hari.

Selama bekerja di Magelang, Sukarjo merasa ia tidak diperlakukan dengan adil oleh atasannya, sehingga ia dipindah ke Lumajang. 

Sewaktu berada di Lumajang, terjadilah pemberontakan PKI 1926/1927. 

Sukarjo dapat dikatakan menjadi salah satu pemuda yang paling berani, karena ia mendatangi rumah seorang dokter, dr. Muhammad. 

Putra dari dr. Muhammad bersama dengan seorang pria bernama Sunaryo ikut ditangkap dan dibuang ke Digul karena dianggap terlibat pemberontakan PKI. 

Akibatnya, banyak orang yang tidak berani untuk mendatangi rumah dr. Muhammad, kecuali Sukarjo. 

Sukarjo mendatangi rumah dr. Muhammad bersama istrinya, Umaryani.

Perbuatan Sukarjo pada zaman ini dapat dikatakan membahayakan dirinya, namun ia tetap bijaksana. 

Sukarjo pun mulai tertarik pada pergerakan nasional sehingga ia menjadi anggota dari Jong Jawa. 

Baca juga: Purnawarman: Silsilah, Masa Pemerintahan, dan Peninggalan

Politik 

Menyadari bahwa menjadi pegawai negeri ia hanya bekerja untuk kepentingan pemerintah kolonial, akhirnya Sukarjo mendirikan kantor pengacaranya sendiri bernama Wisynu. 

Tujuannya adalah untuk menegakkan kebenaran dan melindungi rakyat yang lemah.

Budi Utomo 

Berkat keaktifannya dalam dunia hukum dan politik, Sukarjo pun tergabung dalam organisasi Budi Utomo dan dipercaya menjadi Ketua Cabang Malang. 

Selama bergabung dalam Budi Utomo, Sukarjo berusaha keras untuk mempertebal rasa kebangsaan dan harga diri sebagai bangsa. 

Volksraad (Dewan Rakyat) 

Pada 1937, Sukarjo diangkat menjadi anggota Volksraad sebagai wakil Budi Utomo. 

Ia tergabung sebagai anggota Fraksi Nasional di bawah pimpinan M.H. Thamrin bersama Soeroso dan Otto Iskandardinata. 

Langkah-langkah politik yang Sukarjo lakukan di dalam Volksraad antara lain adalah membela nasib pegawai rendah. 

Ia juga mengusulkan agar pengangkatan anggota-anggota Gemeenteraad atau Walikota bagi orang Indonesia disamakan dengan orang Belanda. 

Walikota Madiun 

Segala harapan yang diinginkan Sukarjo selama bergabung dalam Volksraad dapat terlaksana pada 1937. 

Saat itu ia diangkat menjadi Wali Kota Madiun.

Namun, naiknya Sukarjo sebagai wali kota ternyata menimbulkan kegoncangan di kalangan bangsa Belanda. 

Alhasil, dua tahun kemudian, posisi Walikota Madiun digantikan oleh Susanto Tirtoprojo. 

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 

Sukarjo Wiryopranoto diangkat menjadi anggota BPUPKI atau Dokuritsu Junbo Cosakai. 

Pada 1943, Sukarjo diberi jabatan sebagai ketua muda Jawa Shinbun Kai, yaitu gabungan atau perserikatan surat kabar di Jawa. 

Kabinet Syahrir 

Sebelum Agresi Militer Belanda II, Sukarjo ditangkap oleh Belanda dan diusir ke Yogyakarta, karena surat kabar yang ia terbitkan bernama Mimbar Indonesia dianggap berbahaya oleh Belanda. 

Kemudian, sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sukarjo diangkat menjadi jurubicara Negara dalam Kabinet Syahrir. 

Duta Besar RI di Vatikan 

Pada 1950, sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sukarjo diangkat menjadi Duta Besar RI di Vatikan. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Pada 1960, Sukarjo diangkat menjadi Wakil Tetap RI di PBB. 

Selama menjabat di PBB, ia sibuk memperjuangkan pengembalian Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. 

Baca juga: Jong Islamieten Bond: Latar Belakang, Tujuan, dan Tokoh

Akhir Hidup

Sukarjo Wiryopranoto meninggal pada 23 Oktober 1962 saat Indonesia sudah berhasil mendapatkan kembali Irian Barat. 

Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. 

Penghargaan 

Pada 29 Oktober 1962, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 342 Tahun 1962, Sukarjo dianugerahi gelar Tokoh Nasional atau Pahlawan Kemerdekaan Nasional. 

Referensi: 

  • Departemen Sosial RI. (1994). Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional. Departemen Sosial RI dan Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan. Vol 4. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Tunggal RA Kartini

Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Tunggal RA Kartini

Stori
Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Stori
Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com